TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah memutuskan mengisolasi Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran selama tujuh hari. Keputusan untuk mengiolasi Wisma Atlet ini dilakukan untuk mengantisipasi penularan Varian Omicron pada level komunitas, setelah ditemukan kasus penularan varian baru Covid-19 itu.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letnan Jenderal Suharyanto mengumumkan keputusan itu usai rapat koordinasi dengan Menko Marinvest Luhut Pandjaitan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, TNI, dan Satgas Penanganan Covid-19 pada hari ini.
“Pemerintah harus bertindak cepat mencegah terjadinya transmisi lokal varian Omicron," kata Suharyanto dalam siaran persnya Kamis malam, 16 Desember 2021.
Suharyanto mengatakan keputusan untuk isolasi RSDC Wisma Atlet diharapkan efektif untuk mencegah transmisi lokal varian baru Covid-19 Omicron.
Sejumlah pasien positif COVID-19 berolahraga di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC), Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Rabu, 26 Mei 2021. Lonjakan pasien disebabkan peningkatan mobilitas warga selama libur Lebaran. ANTARA/M Risyal Hidayat
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 itu menyebutkan pemerintah juga membuka Rusun Nagrak, di Cilincing Jakarta Utara untuk karantina terpusat bagi pekerja migran Indonesia, pelajar, dan ASN yang baru pulang dari luar negeri sebagai cadangan tempat karantina. Rusun Nagrak berkapasitas lebih dari 4.000 tempat tidur.
"Dua hari lalu, saya sudah mengecek kesiapannya,” kata Suharyanto.
Tenaga kesehatan untuk tempat karantina Rusun Nagrak akan didukung oleh nakes dari Dinas Kesehatan Jakarta.
Suharyanto juga meminta pasien yang telah selesai karantina di Tower 4 Wisma Atlet Kemayoran dalam 14 hari ke belakang, untuk memantau kondisi kesehatan mereka. Jika ada gejala Covid, mereka diminta lapor ke puskesmas. "“Saya mengimbau masyarakat tidak panik, tetapi tetap waspada dengan memperketat protokol kesehatan," kata Ketua Satgas Penanganan Covid-19 itu.
Baca juga: Wagub Sebut Petugas Wisma Atlet yang Terinfeksi Omicron Bukan Warga Jakarta