TEMPO.CO, Jakarta - Ahmad Sahroni menanggapi santai soal desakan Partai Solidaritas Indonesia atau PSI yang memintanya mundur dari Ketua Pelaksana atau Organizing Committee Formula E.
Menurut PSI, langkah Sahroni menjadi Ketua Pelaksana membahayakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, apa lagi Sahroni berasal dari partai pengusung Jokowi yaitu NasDem.
"Gak ada tanggapan, PSI is my best friend," ujar Ahmad Sahroni di Ancol, Jakarta Utara, Rabu, 22 Desember 2021.
Politikus NasDem itu mengaku memiliki kedekatan dengan para kader di PSI. Selain itu, Sahroni juga menyatakan urusan sirkuit Formula E tidak ada urusannya dengan Jokowi. Pihaknya bahkan belum berencana menemui Jokowi untuk melaporkan sirkuit Formula E yang sudah ditetapkan di Ancol, Jakarta Utara.
"Belum, belum (lapor Jokowi). Ya, enggak usah lah. Mau lapor tapi kan Presiden banyak kesibukan," kata Sahroni.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP PSI, Dea Tunggaesti mendesak Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memerintahkan Bendahara Umum partai Ahmad Sahroni mundur dari jabatannya sebagai Ketua Pelaksana Formula E Jakarta. Menurut Dea, langkah Sahroni sebagai Ketua Pelaksana membahayakan karena membawa-bawa nama Presiden Joko Widodo atau Jokowi ketika masih banyak persoalan membelit Formula E.
"Formula E sedang diselidiki KPK. Eh, panitia malah minta bertemu Presiden Jokowi. Hal itu tidak layak dilakukan, baik secara politis dan etis. Langkah-langkah Mas Sahroni membahayakan Pak Jokowi," kata Dea.
Dia mengatakan, saran tersebut berangkat dari keprihatinan sebagai sesama anggota koalisi pemerintahan Jokowi. Menurut Dea, saat ini Jokowi sedang fokus pada usaha pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Sehingga, ia menyarankan agar tidak ada pihak yang mengganggu kinerja tersebut.
“Meski lebih junior, tak ada salahnya kami memgingatkan saudara tua. Mari sama-sama kita jaga Pak Jokowi," kata Dea.
Baca juga: Jalan Panjang Pemilihan Venue Balap Formula E hingga Terpilih di Ancol
M JULNIS FIRMANSYAH