TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Pendidikan DKI Jakarta mengungkap ada sekolah yang menolak melakukan active case finding atau tracing untuk melacak kemungkinan penyebaran Covid-19 di sekolah. Saat ini DKI masih melanjutkan PTM 100 Persen.
Namun, Kepala Bidang Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taga Radja Gah tak menyebut nama sekolah yang menolak tracing Covid-19 tersebut. Ia mengatakan informasi tersebut diperoleh dari Dinas Kesehatan DKI.
"Ternyata kata Dinas Kesehatan ada juga sekolah yang tidak mau di ACF," kata dia saat dihubungi, Selasa, 18 Januari 2022.
Taga menduga sekolah khawatir jika digelar pelacakan kasus. Menurut dia, pihak Dinas Kesehatan DKI tak mau berdebat dengan pihak sekolah, sehingga Dinas Pendidikan turun tangan.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Nahdiana lantas menegaskan agar jajarannya mengingatkan sekolah-sekolah untuk mendukung program ACF atau tracing Covid-19 dari Dinkes. "Tugas kami menjamin dan menggaransi sekolah tidak menolak ACF," ujar dia.
Active case finding atau tracing ini digelar untuk mencegah adanya penyebaran Covid-19 ditengah-tengah pelaksanaan pembelajaran tatap muka atau PTM 100 persen.
Sebelumnya, dalam rentang waktu 8-17 Januari 2022 ditemukan ada 39 sekolah yang tutup akibat kasus Covid-19. Dari sekolah yang ditutup, 67 orang terinfeksi Covid-19, terdiri dari 62 peserta didik, 2 pendidik, dan 3 tenaga kependidikan.
Pembelajaran tatap muka atau PTM 100 persen di Ibu Kota dimulai 3 Januari 2022. Kapasitas anak 100 persen dengan durasi belajar yang masih dibatasi, yakni enam jam pelajaran. Satu jam pelajaran sama dengan 35 menit.
Baca juga: DKI Pilih Lanjutkan PTM 100 Persen Agar Kualitas Anak Didik Tak Menurun