Sedangkan perwakilan Proyek Bendung Sukamahi, Ganar Ardiartha mengatakan, perihal pelaksanaan pekerjaan 2 titik sumur bor, sudah direncanakan oleh perencana untuk melepas tekanan air yang menekan pada proteksi lereng bangunan pelimpah atau spillway. Lalu, Ganar mengatakan, apabila debit air sumur bor tersebut besar akan ditampung di menara air dan bisa dialirkan untuk warga sekitar.
Ganar menyebut pelaksanaan pekerjaan sumur bor itu pun sudah melalui sosialisasi kepada masyarakat warga sekitar proyek Bendung Sukamahi. Ganar menyebut, justru yang mengisukan sumur bor pelepas tekanan air tanah tersebut akan memberikan pengaruh kekeringan itu bertolak belakang dengan fungsinya.
Isu tersebut pun, kata dia, datang dari luar desa yang jauh dari kawasan proyek Bendungan.
“Upaya-upaya peningkatan kualitas air kali ciliwung tidak bisa dilakukan sendiri dan spot-spot tetapi harus terintegrasi dari hulu ke hilir oleh semua pihak baik itu pemerintah kabupaten, pusat maupun swasta bersama sama berkomitmen untuk menjaga lingkungan,” kata Ganar.
Sebelumnya warga beberapa desa di Kecamatan Ciawi dan Megamendung, Kabupaten Bogor mengeluhkan air sungai kotor dan keruh. Bahkan, ikan milik mereka yang ditambak di aliran sungai Ciliwung itu banyak yang mati saking keruhnya air.
Mereka menyebut, keruh dan kotornya air adalah dampak dari pembangunan proyek strategis nasional atau PSN Bendungan Ciawi -Sukamahi, Kabupaten Bogor.
Tokoh Masyarakat Kampung Pasir Kalong, Desa Sukakarya, Bunyamin mengatakan, dampak pembangunan Bendung Ciawi-Sukamahi, sungai Cisukabirus menjadi kotor dan keruh dan mereka pun tidak dapat menggunakan air kali. Padahal, menurut Bunyamin, keseharian aliran sungai sering dimanfaatkan warga untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, cuci dan kakus.
Baca juga: Warga Ciawi Bogor Sebut Bendungan Ciawi-Sukamahi Bikin Air Sungai Keruh
M.A MURTADHO