TEMPO.CO, Jakarta - Dokter spesialis anak dari RSUD Tarakan Jakarta Juliana meminta masyarakat membawa anak ke dokter bila menemukan gejala hepatitis akut. Gejala awal hepatitis akut yang muncul sebenarnya mirip dengan penyakit lain yaitu demam, mual, muntah, nyeri perut, diare, tidak nafsu makan, dan lemas.
“Nah kalau ada gejala tersebut silakan langsung di bawa ke fasilitas kesehatan atau ke dokter, jangan sampai berlanjut ke gejala lebih lanjut,” ujar dia dalam acara Dokterku di channel YouTube Dinkes DKI Jakarta pada Jumat, 13 Mei 2022.
Jika terlambat ditangani, gejala hepatitis akut bisa berlanjut seperti kasus yang ditemukan di Inggris, yaitu kuning, air seni berwarna seperti air teh atau lebih pekat, dan feses berwarna lebih pucat. Bahkan, pada gejala yang lebih berat bisa timbul kejang sampai penurunan kesadaran.
“Hal itu bisa terjadi karena mungkin perjalanan penyakitnya cepat,” kata Juliana.
Menurut dia, perjalanan penyakit dari hepatitis akut ini masih belum jelas berapa lama sejak mulai bergejala sampai menjadi gejala berat. Semuanya masih diteliti dan belum dapat dipastikan.
“Jadi deteksi dini adalah hal yang paling baik sebetulnya. Kalau ada tersebut tadi segera dibawa untuk diperiksa, lebih baik," tutur Juliana.
Secara umum, hepatitis adalah suatu peradangan yang terjadi di sel-sel hati. Disebut akut, artinya gejalanya terjadi secara mendadak. Sel hati sehat tiba-tiba mengalami gangguan karena infeksi atau hal-hal lain menyebabkan terjadinya gangguan.
Di DKI Jakarta, ditemukan 21 kasus diduga hepatitis akut misterius itu. Dari jumlah itu, tujuh orang berusia di atas 16 tahun dan 14 orang anak-anak di bawah umur tersebut. Tiga dari 14 pasien anak itu telah meninggal.
Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria menyebut proses pemeriksaan terhadap 21 kasus itu masih berstatus pending classification. "Jadi masih kami tunggu beberapa hari ke depan hasil persisnya," kata dia di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis malam, 12 Mei 2022.
Riza meminta masyarakat untuk lebih berhati-hati. Sebab, dugaan hepatitis akut misterius tidak hanya menyerang anak-anak, tapi juga orang dewasa. Apalagi didapati 24 kasus baru yang bergejala hepatitis. Politikus Partai Gerindra ini menyampaikan, 21 kasus itu belum dikategorikan hepatitis akut misterius. Itu masih gejala hepatitis, belum dikategorikan hepatitis akut," ucap dia.
Baca juga: Epidemiolog Duga Hepatitis Akut Bagian dari Pandemi Covid-19