TEMPO.CO, Jakarta - Demo buruh dari Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) digelar di depan Balai Kota DKI Jakarta untuk menolak kenaikan harga BBM. Mereka menilai pemerintah tidak mengutamakan kepentingan masyarakat dan mendesak diwujudkannya jaminan pekerjaan, jaminan pendapatan, dan jaminan sosial.
"Amanah konstitusi sudah dikangkangi. Karena apa? karena pemerintahannya mengabdi pada kekuatan modal, bukan mengabdi pada kepentingan rakyat miskin seluruh indonesia," ujar orator demo buruh pada Senin, 12 September 2022.
Ada tiga tuntutan yang disampaikan dalam aksi ini, di antaranya :
1. Batalkan kenaikan harga BBM bersubsidi
2. Tolak omnibus law
3. Naikkan upah 2023 sebesar 10-13 persen
Meski sempat diguyur hujan, massa buruh tetap berunjuk rasa dan menyanyikan lagu perjuangan. Sambil membuka baju, massa buruh laki-laki mengacungkan bendera dan spanduk berisi tuntutan.
Pada pukul 11.15, massa dari Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia mulai berdatangan dengan melakukan longmarch ke arah Istana Merdeka. Sebagian massa yang masih tetap tinggal di depan Balai Kota ikut menyampaikan dukungannya.
Said Iqbal, Presiden KSPI sekaligus Presiden Partai Buruh menyampaikan demo akan terus dilakukan selama September di beberapa daerah. Mulai dari Banten, Kabupaten dan Kota se-Jawa, Kepualuan Riau dan Riau daratan, Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi, dan Indonesia Timur.
Said mengatakan bakal memperluas demo buruh ke daerah lain jika tuntutan mereka masih tidak didengar setelah rangkaian agenda tersebut. "Itu jadwal aksi bulan September. Kalau tidak didengar, bulan Oktober aksi akan perluas lagi," tuturnya.
VANIA NOVIE ANDINI
Baca juga: Rezeki Nomplok Penjual Minuman di Demo Buruh Menolak Kenaikan Harga BBM