TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengoperasikan kawasan Jalan Sehat dan Sepeda Santai (Jalasena) Pantai Maju Jakarta di Pantai Indah Kapuk 2, Penjaringan, Jakarta Utara, untuk warga bermain layang-layang.
Pada Sabtu, 24 September 2022, kawasan tersebut ramai dipadati warga dari berbagai penjuru wilayah untuk bermain layang-layang. Warga mengaku bermain layang-layang membangkitkan memori masa kecil yang hampir tergerus oleh waktu.
Nurhayati (51), warga Jalan Banjir Kanal, Jakarta Barat, bermain layang-layang di Pantai Maju, Penjaringan, Jakarta Utara, untuk mengenang masa lalu.
Dulu Nurhayati pernah memiliki seorang putra tapi kini telah tiada. Saat bermain layang-layang di Jalasena, Nurhayati seperti kembali terbawa ke masa lalu. "Main begini sama saja ingat sama dia main," kata Nurhayati.
Bemain di Pulau Maju
Nurhayati mengatakan, putranya sudah tiada karena sakit. Sewaktu sehat dulu, anaknya sangat suka ditemani bermain layang-layang di lingkungan rumah.
Perempuan yang sudah berkunjung empat sampai lima kali ke Pantai Maju itu langsung tertarik ingin mencoba bermain permainan lagi sewaktu melihat ramai orang bermain layang-layang di kawasan Jalasena.
"Kayaknya ini baru sih saya melihat ada orang main layang-layang di sini. Kemarin-kemarin ini belum ada. Makanya gara-gara melihat itu, saya jadi kepingin main lagi," kata Nurhayati.
Anak-anak hingga orang dewasa asyik bermain dengan layang-layang hias di kawasan Jalasena yang dikelola Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Badan Usaha Milik Daerah PT Jakarta Propertindo (Perseroda). Kencangnya angin di Jalasena membuat layang-layang lebih mudah diterbangkan.
Selain itu, tidak ada penghalang seperti kabel udara yang membuat para pemain tambah betah berlama-lama menerbangkan layang-layang yang disediakan pengelola kawasan Jalasena. Warga mengaku tak takut terkena aliran listrik akibat kabel yang melintang di atas.
Selain menerbangkan layang-layang, para pengunjung juga bisa menghias layang-layang itu sesuka hati. Apalagi pengelola juga menyediakan spidol berwarna untuk memfasilitasi keinginan tersebut.
Jakarta Maritim Fest 2022
Koordinator CSR PT Jakarta Propertindo (Perseroda) Hifdzi Mujtahid mengatakan, layang-layang itu disediakan dalam rangka "Jakarta Maritim Fest 2022".
Pengelola memberikan kesempatan kepada warga Jakarta mengaktifkan ruang ketiga di Pantai Maju untuk berekreasi di tengah kehidupan Ibu Kota yang serba sibuk.
"Kegiatan ini sebetulnya masih satu rangkaian 'Jakarta Maritim Fest 2022', seperti kegiatan yang dilakukan di Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) Angke dan Pulau Tidung pada 17 dan 18 September yang lalu," kata Hifdzi.
Ia mengatakan, tercatat belasan layang-layang yang diterbangkan. Namun panjang benang sudah dibatasi agar tidak sampai mengganggu lalu lintas udara di sekitar Pantai Maju, khususnya pesawat terbang yang melintas.
Berharap ada permainan layang-layang lagi
Umumnya, peserta membawa anak-anak saat bermain layang-layang. Seperti pengunjung asal Citayam Dedy Sulistyawan (41) yang membawa dua putranya yang masih kelas 1 dan kelas 4 SD ke Pantai Maju untuk berekreasi.
"Ini kunjungan kami yang kedua ke Pantai Maju. Saya berharap nanti ke depan ada permainan layang-layang lagi ya soalnya anaknya senang banget," kata Dedy.
Namun ada juga yang belum menikah dalam kesempatan itu. Sebut saja, Cindy Cloudia (24) yang hadir bersama teman-temannya saat bermain layang-layang di Pantai Maju, Pantai Indah Kapuk 2.
Menurut Cindy, permainan tradisional seperti layang-layang bisa melatih kerja sama beregu. Dia menyayangkan anak-anak sekarang belum banyak yang mengenal permainan tradisional karena lebih dulu mengenal permainan di gawai yang canggih. "Padahal kalau bisa seperti dulu lagi, bermain seperti ini jauh lebih seru," kata Cindy.
Ahok bicara soal pulau reklamasi
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok mengatakan saat ini bukan kapasitasnya lagi untuk berkomentar soal perubahan status empat Pulau Reklamasi menjadi pantai atau perpanjangan daratan Jakarta.
"Jika sekarang Pemda DKI ubah jadi daratan dan samakan dengan daratan DKI, tanya ke Pak Anies yang lebih tahu dan lebih pintar menjawab," ujar Ahok saat dihubungi Tempo, Senin, 24 Juni 2019.
Menurut Ahok, proyek reklamasi dalam rancangan awalnya adalah pulau. Hal itu, menurut dia, tercantum dalam Kepres 1995 dan Perda 1995 soal reklamasi yang menyertakan gambar lengkap 17 Pulau Reklamasi.
Sebelumnya, Gubernur DKI Anies Baswedan menegaskan bahwa tiga dari empat Pulau Reklamasi, yakni Pulau C, D, G, dan N, statusnya adalah perpanjangan dari daratan Jakarta. Anies pun mengubah tiga nama pulau itu menjadi Pantai Kita untuk Pulau C, Pantai Maju untuk Pulau D, dan Pantai Bersama untuk Pulau G.
Baca juga: Berbagai Ruang Publik di Pulau Reklamasi yang Bisa Diakses dengan Transjakarta