Dia berkisah, setelah orang-orang panik, ia membawa megafon. Lelaki itu berteriak meminta warga masuk setelah bau BBM dan gas semakin menyengat. "Yang ngeri bukan apinya. Tapi bau BBM, gas. Itu menyengat sekali," ucap dia. "Radiusnya 50 meter tercium sebelum meledak.
Tepat di sisi kiri gapura Mandiri VII, RT 012 RW 09, terdapat sebuah warung. Di situ, dua mayat geletak. Hardiansya melihat seorang perempuan di warung itu sudah tak bernyawa. "Kalau ibu-ibu di depan gapura itu udah enggak bergerak, sudah meninggal," kata pria kelahiran 17 April 1992 ini.
Di dekat gapura ada seorang pria berhasil diselamatkan bersama beberapa rekan lain. Selain dua orang yang dipindahkan dari si jago merah, ada empat korban lain digotong Hardiansya dibantu sejumlah pria, tak jauh dari tempat ledakan Depo Pertamina.
Begitu juga Yogi. Dia ikut menyelamatkan tiga korban. Mereka warga yang turut terbakar dan tak kuat menyelamatkan diri setelah dibungkus api. Yogi masih ingat suasana setempat.
Dia masih invat dua korban di dekat gapura Mandiri VII, berdampingan sebuah warung. Di situ, dua mayat tergeletak hangus. "Dua orang meninggal di sini," kata Yogi, menunjuk kios yang bangunannya hangus dilahap api.
Korban berjatuhan setelah api merayap ke rumah warga