TEMPO.CO, Jakarta - PT Mass Rapid Transit Jakarta (MRT Jakarta) bakal mengebut dua proyek infrastukrur pendukung kawasan berorientasi transit (TOD) Dukuh Atas untuk mendukung operasional Light Rail Transit (LRT) Jabodetabek pada Juli mendatang. Pembangunan dua infrastruktur yang bakal dipercepat pengerjaannya itu, yakni pembangunan Serambi Temu Dukuh Atas dan Simpang Temu Dukuh Atas.
Direktur Utama PT MRT Jakarta Tuhiyat menargetkan pembangunan Serambi Temu Dukuh Atas dan Simpang Temu Dukuh Atas rampung pada medio tahun ini, agar bisa digunakan penumpang LRT Jabodetabek. “Kami targetkan pembangunan Serambi Temu Dukuh Atas selesai pada Juni mendatang, sedangkan Simpang Temu Dukuh Atas selesai Mei mendatang,” kata Tuhiyat dalam forum jurnalis di Taman Literasi Martha Tiahahu Blok M, Jakarta, Jumat, 24 Maret 2023.
Tuhiyat mengatakan progres pembangunan Serambi Temu Dukuh Atas yang berada di Jalan Galunggung, Setiabudi, Jakarta Selatan, itu telah mencapai 78,6 persen. Serambi Temu Dukuh Atas merupakan infrastruktur berupa jembatan penyeberangan multiguna yang akan menghubungkan Stasiun LRT Jabodebek Dukuh Atas dengan Stasiun KCI Sudirman sepanjang 265 meter. Proyek infrastruktur itu dilaksanakan oleh PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (PT MITJ) yang merupakan Perusahaan Patungan dari PT MRT Jakarta dengan PT KAI.
Saat ini, PT MITJ sedang berfokus pada penyelesaian Zona 1 yang menjadi bangunan utama, serta persiapan pekerjaan struktur atap dan façade di Zona 2 yang menjadi jembatan Banjir Kanal barat. Selain itu MITJ juga sedang menyelesaikan arsitektur, mekanikal, dan elektrikal Zona 3 yang menjadi area di dekat stasiun KAI.
“Saat ini juga sudah dilakukan perjanjian kerja sama pemanfaatan aset antara PT MRT Jakarta dengan Pemprov DKI Jakarta,” ucap dia. “Pembangunan Serambi Temu ini bakal mendukung pengoperasian LRT Jabodetabek dari Cibubur dan Bekasi, yang stasiun terakhirnya ada di Dukuh Atas”.
Sedangkan, Simpang Temu Dukuh Atas yang juga menjadi infrastruktur penunjang kawasan TOD Dukuh Atas progresnya telah mencapai 88,1 persen. Simpang temu tersebut merupakan pembangunan Transport Hub yang berfungsi sebagai area pemadu moda angkutan umum masal yang berlokasi di Jalan Blora, Menteng, Jakarta Pusat.
Simpang temu dibangun dengan luas 15 ribu meter persegi dengan ketinggian 11 lantai ini dilengkapi dengan fungsi perkantoran, retail, dan pasar modern. Simpang Temu Dukuh Atas ini juga dilengkapi pemberhentian bus Transjakarta dan ojek daring yang dapat menunjang kegiatan transit dari Stasiun MRT Dukuh Atas BNI, Stasiun KRL Sudirman, Stasiun LRT Jabodebek dan Stasiun BNI City. Proyek ini dilaksanakan oleh PT MRT Jakarta. “Tiga lantai gedung ini akan kami gunakan untuk kantor MRT Jakarta, karena yang di Wisma Nusantara tidak menampung untuk seluruh pegawai MRT,” ucap Tuhiyat.
Selain itu, infrastruktur lain yang menunjang pengembangan TOD di kawasan MRT Jakarta juga masih terus dikerjakan seperti pendestrian Blora-Kendal yang progresnya telah mencapai 50 persen. Pendestrian Blora-Kendal dibangun sebagai perluasan plaza transit Stasiun KCI Sudirman dan Stasiun MRT Dukuh Atas. Area plaza sepanjang 150 meter itu akan mengembalikan ruang pejalan kaki dan mengurangi kepadatan yang kerap terjadi saat jam sibuk di kawasan Jalan Blora-Kendal.
Di sisi lain, pelebaran Jalan Pati-Juana yang menjadi pelengkap pendestrian Blora-Kendal juga terus berjalan. Hingga kemarin, progres pelebaran Jalan Pati-Juana telah mencapai 50 persen. Sedangkan penataan Taman Kudus di kawasan TOD Dukuh Atas telah selesai 100 persen. “Begitu juga penyediaan hunian sewa Alaspadu juga telah selesai 100 persen. Hunian sewa ini bisa dijangkau oleh masyarakat berpenghasilan RP 7-20 juta per bulan”.
Berikutnya: Pengembangan kawasan TOD di sejumlah stasiun