TEMPO.CO, Jakarta - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono bersama Dinas Perhubungan (Dishub) masih membahas rencana kenaikan tarif Transjakarta dan Mikrotrans. Beberapa waktu lalu, Dishub membuka poling soal besaran tarif baru untuk dua moda tranportasi ini melalui akun media sosial Instagram miliknya.
"Belum, masih dibahas," kata Heru Budi saat ditemui di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 Duren Sawit, Kota Jakarta Timur, Senin, 10 April 2023.
Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, sebelumnya telah melakukan survei soal kenaikan tarif bus Transjakarta dan mikrotrans. Kepala Dishub DKI Syafrin Liputo mengatakan, survei berjalan setelah mendapat masukan dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ).
"Kami melakukan cek ombak saja dan kami harapkan ini sebagai bahan evaluasi kami,” kata dia saat ditemui di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Senin, 3 April 2023.
Syafrin menerangkan, DTKJ mengusulkan kenaikan tarif Transjakarta karena tak ada perubahan harga tiket sejak 2007. Selain itu, moda transportasi lain, seperti kereta rel listrik atau KRL Jabodetabek disebut-sebut akan menaikkan tarif menjadi Rp 5 ribu.
Oleh karena itu, Pemprov DKI Jakarta melalui Dishub DKI menggelar survei melalui akun Instagram @dishubdkijakarta. “Tentu kami harus lakukan check and recheck dan tentu ada survei internal,” ucap Syafrin.
Dishub DKI menjaring suara warganet apakah setuju jika tarif bus Transjakarta BRT dan non-BRT, serta Transjabodetabek naik. Ada beberapa pertanyaan yang diberikan.
Pertama, tarif bus Transjakarta naik Rp 4 ribu atau Rp 5 ribu sepanjang hari, naik Rp 4 ribu pukul 05.00-19.00 WIB, dan naik Rp 5 ribu pukul 19.00-22.00 WIB. Kedua, warganet diminta menjawab apakah setuju bila tarif mikrotrans pukul 05.00-07.00 WIB naik menjadi Rp 1 ribu atau Rp 2 ribu.
Pilihan Editor: Dishub DKI Beberkan Alasan Bikin Survei Kenaikan Tarif Bus Transjakarta