Kendati demikian, Idris mengakui kemajuan saat ini bukan berarti tidak ada masalah, masih banyak masalah, masalah kemacetan masalah banjir, masalah-masalah bencana yang lain.
"Itu juga masih kita rasakan di Kota Depok ini, faktornya juga ada yang dari ketidaktertiban, ada juga ketidakaturan administrasi dan sebagainya. ini juga bagian permasalahan-permasalahan yang harus kita selesaikan. tapi yang substansi dalam permasalahan kota besar seperti Kota Depok ini adalah permasalahan kemiskinan yaitu miskin ide, miskin kepedulian, miskin hidup bersama," katanya.
Idris menilai Depok sudah cukup damai, warganya merasa nyaman tinggal di Depok, sehingga dirinya meminta jangan sampai ada yang merecoki dengan isu-isu receh yang tidak terbukti secara ilmiah.
"Kota Depok ini, indeks konflik sosialnya itu dinilai baik hasil penelitian kerjasama Kesbangpol (Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik) dengan UI (Universitas Indonesia) pada tahun 2022, indeksnya itu baik sekali untuk konflik sosial. untuk angka atau indek kerukunan indeks beragama itu 3,5 rata-rata yaitu baik itu juga hasil dari kerjasama survei UI dan Kesbangpol," jelas Idris.
Idris meminta hal yang membanggakan tersebut harus dijaga dan upaya ASN selama ini dalam hal pelayanan, mewujudkan kesetaraan dan kebersamaan di tengah masyarakat perlu diapresiasi.
"Saya atas nama pribadi, pemerintah, mengucapkan ribuan terima kasih kepada teman-temas ASN semuanya yang turut berjuang dan juga terima kasih kita juga kepada para pendiri kota ini dan para pendahulu kita yg telah berjuang sesuai dengan zamannya pada saat itu," ucap Idris.
RICKY JULIANSYAH
Pilihan Editor: Politikus PDIP Minta LRT Jabodetabek Segera Dioperasikan, Greenpeace Ingatkan Soal Gugatan Polusi Udara