TEMPO.CO, Jakarta - Proyek Jalan Layang Non Tol Pluit yang dibangun era Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada 2015 mangkrak dan terbengkalai.
Berdasarkan pantauan Tempo, konstruksi infrastruktur ini terlihat sudah tidak terurus dan tidak ada petugas penjaga. Jalan layanan ini baru terbangun sepanjang 3 km dan tak ada kelanjutannya.
Dari jalur masuk di sekitar Jalan Pluit Barat Raya atau dekat Jalan Jembatan Nurani, akses melewati Jalan Layang Non Tol ditutup pembatas beton dan gundukan tanah. Sisi jalan sebelah kanan ke arah selatan, banyak tanaman liar dan ranting pohon meninggi hampir menutupi satu jalur.
Saat dipantau pukul 11.10 WIB, terdapat petugas kebersihan membawa sebuah truk, lalu mereka membabat pohon-pohon tersebut. Tidak lama berselang, mereka pergi dari lokasi.
Jalanan beton yang membentang ke arah selatan ini tampak kotor. Banyak daun-daun kering yang sengaja dibiarkan begitu saja tidak dibersihkan.
Sekitar 20 meter kemudian di kolong jalanan, terdapat area parkir sepeda motor. Lalu ada warga yang memanfaatkan kekosongan ruang sebagai tempat nongkrong.
Lalu dari sisi jalur lain di sekitar Jalan Pluit Karang Raya Timur, ruas Jalan Layang Non Tol ini makin menyempit. Jarak jalanan itu hanya sekitar 15 meter dari gudang perusahaan ekspedisi.
Akses jalanan di lokasi tersebut cukup jauh dari keramaian. Lokasinya lebih sering diakses oleh truk-truk ekspedisi atau warga sekitar.
Di penghujung jalan layang ini juga ditutup aksesnya. Bahkan ada truk tronton yang sengaja diparkir di satu jalur jalanan mangkrak tersebut.
Sisi lain sebelah jalur itu, ada lagi dua truk besar yang terparkir. Setelah keluar dari Jalan Layang Non Tol itu di Jalan Pluit Karang Raya Timur, kondisinya rusak dan berdebu.
Bagian kolong jalanan ini juga dimanfaatkan oleh beberapa warga sebagai tempat jual beli besi tua dan barang bekas. Sebelah jalan layang ini, ada juga dua unit mesin besar yang sengaja diletakkan di pinggir jalan.
Bahkan di kolong jalan layang yang dibangun di era Ahok itu menjadi tempat tinggal semi permanen. Posisi rumah cenderung ke bagian tengah, lalu luarnya dipasang pagar besi tua dan kayu, serta ada pohon bambu yang menghiasi.
Pilihan Editor: Cerita di Balik Sodetan Ciliwung, Anies Cabut Kasasi Ahok Agar Lahan Warga Dibeli Negara