Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Slamet Penghuni Kolong Tol Pelabuhan Selama 20 Tahun: Yang Penting Tidur

image-gnews
Seorang penghuni bernama Slamet saat bercerita kesehariannya tinggal di kolong Jalan Tol Pelabuhan, Jakarta Utara, Jumat, 23 Juni 2023. Tempo/M. Faiz Zaki
Seorang penghuni bernama Slamet saat bercerita kesehariannya tinggal di kolong Jalan Tol Pelabuhan, Jakarta Utara, Jumat, 23 Juni 2023. Tempo/M. Faiz Zaki
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Slamet alias Bewok, telah menghuni kolong Tol Pelabuhan atau selama 20 tahun. Laki-laki berusia 71 tahun itu sebelumnya tidak tinggal berada di bawah beton jalan tol yang berada di Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

Sebelum jadi warga permukiman bawah kolong tol, dia mengontrak sebuah rumah di Gang Slamet yang jaraknya kurang lebih 500 meter dari tempatnya sekarang. Namun, terpaksa pindah setelah area tersebut mengalami kebakaran.

Dia pun memilih tetap tinggal di kolong tol, tidak seperti rekan-rekannya sesama pencari barang rongsok yang nomaden. Ketidakmampuan ekonomi juga menjadi salah satu alasannya bertahan. “Karena enggak ada tempat lagi, yang penting tidur,” ujarnya saat ditemui di tempat tinggal sederhananya, Jumat, 23 Juni 2023.

Slamet berangkat dari kampung halamannya di sebuah desa di kaki Gunung Sumbing, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, menuju Jakarta pada 1972. Dia mencoba keberuntungan dengan pekerjaan awal sampai sekarang ini sebagai pencari barang rongsokan, seperti botol plastik, alat makan, dan gelas pastik.

Hidupnya seorang diri tanpa ditemani istri dan empat anaknya. Mereka semua memilih menetap di Wonosobo, namun rutin mengunjungi Slamet di kolong tol. “Kalau enggak ke sini, ya, ngirimin Rp100 ribu, Rp200 ribu,” tutur laki-laki kelahiran 1952 itu.

Berdasarkan pantauan Tempo, hunian Slamet di kolong tol tidak disekat menggunakan kayu triplek, tirai, kardus ataupun spanduk bekas sebagai penutup. Atapnya hanya mengandalkan beton jalanan yang lebar dan panjang.

Dia tinggal dengan sesama pencari barang rongsok, lokasinya bersebelahan dengan Taman Pendidikan Al-Quran atau TPA At-Taubah. Wilayah kamar mereka tidak pula disekat dan dibiarkan terbuka, pembatasnya hanya pada kompor bekas yang masih bisa dimanfaatkan bersama-sama.

Semua benda yang dimiliki lansia ini barang bekas, termasuk lemari, meja, bantal, dan kasur yang dia gunakan untuk tidur. Kamar terbukanya itu juga dipenuhi barang-barang hasil memungut di berbagai lokasi.

Ketika tidur, suara bising kendaraan silih berganti, klakson truk dan mobil saling bersahutan dari atas Jalan Tol Pelabuhan. Tetapi Slamet terpaksa walaupun suara-suara itu mengganggu. “Soalnya udah biasa, jadi telinganya ini udah tebal,” katanya sambil tertawa.

Slamet masih memiliki fisik yang tampak bugar, kulit sawo matang gelap, potongan rambutnya pendek dan sudah banyak beruban. Masih akrab dipanggil ‘Pak Bewok’ oleh warga yang mengenalnya, meski janggutnya sudah dipangkas.

Suasana tempat tinggalnya sangat lembap, berdebu, dan keadaan yang serba terbatas. Selama tinggal di lokasi, dia hanya membayar iuran listrik Rp100 ribu kepada pengepul barang rongsokan yang memberinya akses kabel.

Untuk mandi, dia memanfaatkan kamar mandi umum yang tersedia juga untuk penghuni kolong tol lainnya. Bangunannya terbuat dari kayu dan besi seng semi permanen dengan bentuk sangat sederhana.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain mencari barang rongsokan, dia juga menyewakan empat unit odong-odong. Namun, itu tidak setiap hari ada yang menyewa.

Penghasilan pun tidak menentu, yang penting masih bisa makan walau terkadang sehari mendapatkan Rp5 ribu atau Rp7 ribu saja. “Begitulah merongsok, jalan-jalan sejauh mungkin. Pagi berangkat, nanti sore pulang,” kata Slamet.

Menurut keterangannya, permukiman kolong tol ini pernah digusur dua kali, Slamet tetap bertahan karena potensi penghasilannya lebih pasti. Walau dia menyadari tempat tinggal ini tidak nyaman dan berharap untuk dapat yang lebih layak pada sisa masa hidupnya.

Ada harapan baginya untuk kembali ke desa, tapi di usianya yang sudah senja, merasa kesulitan ingin melakukan apa agar tetap produktif. Mengais barang rongsokan tetap dia lakoni, meski pernah diminta pulang kampung oleh keluarga, berhubung juga tiga anaknya sudah bekerja.

Selama ini dia pernah pulang kampung ke Wonosobo, tetapi hanya dua atau tiga hari saja. Setelah itu, dia kembali lagi ke Jakarta dengan modal ongkos secukupnya. “Ibaratnya mau usaha apa, usaha apa aja susah. Soalnya tadi itu pas di bawah Gunung Sumbing,” tuturnya.

Selain Slamet alias Bewok, ada sekitar 20 keluarga yang tinggal di kolong Jalan Tol Pelabuhan. Mereka juga ada yang warga pendatang, bahkan warga sekitar dari Kampung Kubur Koja juga membuat gubuk karena keterbatasan lahan tempat tinggal.

Papan yang bertuliskan larangan untuk memanfaatkan atau memasuki lahan tol layang juga ada dari Direktorat Jenderal Bina Marga. Tulisan di papan putih itu masih mencatatkan atas nama Departemen Pekerjaan Umum, yang kini bernama resmi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Fisiknya yang hanya sebagai pajangan itu tak digubris para penghuni, dibiarkan terlapis debu. Tulisannya masih terbaca jelas, namun samar terbaca karena debu yang menumpuk seiring jalannya waktu.

Permukiman di kolong Tol Pelabuhan mudah ditemui di wilayah Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Akses mudahnya dapat melalui Jalan Jembatan 3 Raya dari Rumah Sakit Atmajaya menuju arah selatan ke arah Grogol dan Roxy.

Pilihan Editor: Ada Sekolah di Kolong Tol Angke

Catatan Redaksi: Artikel ini telah diubah pada Ahad, 25 Juni 2023 pukul 16.11 WIB untuk memperbaiki bagian judul. Sebelumnya tertulis Cerita Slamet Penghuni Kolong Tol Angke Selama 20 Tahun: Yang Penting Tidur seharusnya yang benar adalah Kolong Tol Pelabuhan. Kami mohon maaf atas kesalahan ini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


CCTV Rekam Rangkaian Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas

50 menit lalu

Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Gidion Arif Setyawan, saat ditemui di kawasan Ancol, Jakarta Utara, pada Jumat, 12 April 2024. Tempo/Adil Al Hasan
CCTV Rekam Rangkaian Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas

Polres Jakarta Utara telah menerima laporan polisi tentang tewasnya siswa tingkat satu di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP)


3 Fakta Tentang Hammersonic 2024 Beserta Band Metal yang Tampil

1 hari lalu

Poster Hammersonic 2024. Instagram
3 Fakta Tentang Hammersonic 2024 Beserta Band Metal yang Tampil

Hammersonic merupakan festival musik rock dan metal terbesar yang mengundang band rock papan atas seperti Lamb of God dan A Day to Remember.


Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

2 hari lalu

Prabowo Subianto menyalami Menteri Investasi Bahlil Lahadalia (kanan). TEMPO/M Taufan Rengganis
Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?


Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

3 hari lalu

TEMPO/Wahyu Setiawan
Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

Jakarta diprediksi cenderung berawan hari ini, Rabu, 1 Mei 2024. Sejumlah wilayah berpeluang hujan siang nanti.


BMKG Prakirakan Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan Tebal Hingga Hujan Ringan

4 hari lalu

Pengendara kendaraan bermotor menembuh cuaca hujan yang mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya, Selasa 30 Januari 2024. Menurut BMKG, El Nino akan berada di fase lemah dengan indeks ENSO bernilai 0,94 pada Januari, Februari, dan Maret 2024 mendatang. TEMPO/Subekti.
BMKG Prakirakan Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan Tebal Hingga Hujan Ringan

BMKG memprakirakan cuaca Jakarta hari ini, 30 April 2024, berawan tebal hingga hujan ringan.


Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

7 hari lalu

Foto aerial kondisi polusi udara di kawasan Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu, 13 Desember 2023. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Rabu, konsentrasi polutan particulate matter 2.5 (PM2,5) di Jakarta sebesar 41 mikrogram per meter kubik dan berada di kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif karena polusi. ANTARA/Iggoy el Fitra
Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.


BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Diguyur Hujan Sabtu Pagi hingga Malam

7 hari lalu

Ilustrasi hujan di Jakarta. TEMPO/Frannoto
BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Diguyur Hujan Sabtu Pagi hingga Malam

Pada siang hari seluruh wilayah Jakarta dan Kepulauan Seribu diguyur hujan dengan intensitas ringan dan sedang.


BMKG Prakirakan Semua Wilayah Jakarta Hujan Ringan Siang Ini

8 hari lalu

Pengendara kendaraan bermotor menembuh cuaca hujan yang mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya, Selasa 30 Januari 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi El Nino Southern Oscillation (ENSO) akan melemah dan berangsur ke kondisi netral pada tahun ini. TEMPO/Subekti.
BMKG Prakirakan Semua Wilayah Jakarta Hujan Ringan Siang Ini

BMKG memprakirakan cuaca Jakarta hari ini, Jumat 26 April 2024, berawan dan hujan ringan.


AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

9 hari lalu

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Tempo/Pribadi Wicaksono
AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

Menteri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan gambaran kondisi Jakarta setelah IKN beroperasi sebagai ibu kota negara.


IMD Rilis Hasil Survei Smart City Index dan Persoalannya, Tiga Kota di Indonesia Masuk Daftar

9 hari lalu

Warga berolahraga di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu 14 April 2024. Hari bebas kendaraan bermotor atau cara free day (CFD) masih ditiadakan di DKI Jakarta usai Lebaran 2024. Namun, sejumlah warga masih terlihat meramaikan kawasan Bundaran HI. TEMPO/Subekti.
IMD Rilis Hasil Survei Smart City Index dan Persoalannya, Tiga Kota di Indonesia Masuk Daftar

Jakarta, Medan, dan Makassar masuk dalam daftar survei Smart City Index 2024.