TEMPO.CO, Jakarta - Pemberlakuan layanan Transjakarta dari dan ke Bandara Soekarno-Hatta akan diuji coba pada 4 Juli 2023. Hadirnya layanan Transjakarta ini menambah pilihan alternatif moda transportasi yang sebelumnya sudah tersedia seperti kereta bandara, bus Damri, taksi hingga angkutan massal berbasis listrik.
Executive General Manager Bandara Soekarno-Hatta Dwi Ananda Wicaksana mengatakan pada tahap awal layanan Transjakarta dari dan ke Bandara Soekarno-Hatta akan menggunakan lima bus. "Selanjutnya ditingkatkan menjadi 9 Bus sampai 19 armada," ujar Dwi kepada Tempo, Rabu, 28 Juni 2023.
Dwi mengatakan beroperasinya Transjakarta rute Bandara ini akan memberi banyak pilihan moda transportasi umum bagi masyarakat untuk mengakses Bandara Soekarno-Hatta.
Namun, Dwi mengatakan target utama layananan Transjakarta ini lebih ke pekerja dan komunitas Bandara. "Makanya jam operasi dan lokasi Halte juga menyesuaikan," ujar Dwi.
Untuk penumpang umum, kata Dwi, sampai saat ini sudah terlayani dengan moda transportasi yang sudah ada.
Baru 40 Persen Masyarakat Gunakan Transportasi Publik
Selaku pengelola Bandara Soekarno-Hatta, PT Angkasa Pura II (Persero) mendorong optimalisasi penggunaan transportasi publik sebagai sarana utama pergerakan masyarakat dari dan ke Bandara tersibuk di Indonesia itu.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan porsi penggunaan transportasi publik dari dan ke Soekarno-Hatta masih bisa ditingkatkan.
Hal ini mengacu pada kebutuhan jumlah penumpang pesawat di Soekarno-Hatta setiap hari rata-rata 200 ribu orang dan pekerja sekitar 50 ribu orang.
"Dari jumlah itu, yang memanfaatkan transportasi publik baru 40 persen dan sisanya 60 persen masih menggunakan kendaraan pribadi," kata Awaluddin dalam keterangan tertulis.
Berbagai Pilihan Moda Transportasi Menuju Bandara
Awaluddin mengatakan, Angkasa Pura II sebagai penyedia layanan di bandara ingin bekerja sama dengan para operator transportasi publik agar semakin banyak yang memanfaatkan angkutan massal untuk menuju ke Soekarno-Hatta atau sebaliknya.
Adapun saat ini jumlah transportasi publik sebetulnya juga sudah memadai. Terdapat tujuh operator taksi reguler yang mengoperasikan sekitar 5 ribu unit, dan dua operator taksi eksesutif dengan 860 unit armada.
Sementara itu, untuk angkutan bus terdapat tujuh perusahaan otobus dengan total armada 423 unit dan enam perusahaan travel minibus dengan 93 unit armada.
“Apabila ada operator transportasi publik yang ingin membuka layanan baru di Soekarno-Hatta kami akan sangat menerima, seperti misalnya Transjakarta yang dalam waktu dekat akan membuka layanan dari Pantai Indah Kapuk ke Soekarno-Hatta,” ujar Awaluddin.
Angkutan Massal Berbasis Listrik
PT Angkasa Pura II juga mendukung perbaikan transportasi publik ke level berikutnya yakni dengan penggunaan kendaraan bermotor listrik atau dikenal dengan Electric Vehicle (EV).
Angkasa Pura II mendukung pengembangan transportasi publik tersebut ke arah penggunaan kendaraan bermotor listrik (electric vehicle) guna mewujudkan konsep eco airport.
“Kami juga membutuhkan suatu bisnis proses yang baru, misalnya untuk menentukan bagaimana seharusnya taksi konvensional dan taksi listrik itu beroperasi di bandara. Bagaimana konsep pengisian daya bagi taksi listrik, lalu harus di mana letak saluran pengisian listrik umum. Itu perlu sinergi dengan pihak yang berkompeten,” ujar Awaluddin.
Adapun saat ini di Bandara Soekarno-Hatta juga telah beroperasi angkutan massal berbasis listrik yakni kereta bandara dan skytrain, serta mobil golf di dalam terminal. Taksi Blue Bird juga sudah mengoperasikan kendaraan listrik Tesla dan BYD khusus untuk layanan di Soekarno-Hatta.
Pilihan Editor: Bus Transjakarta Bandara Soetta Gratis Satu Bulan, Ini Rute dan Jam Operasionalnya