TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyatakan menaruh perhatian besar pada kondisi psikologis anak-anak yang menyaksikan dugaan bunuh diri seorang pria di jalur rel kereta dekat Stasiun Senen, Jakarta Pusat, pada Sabtu sore 8 Juli 2023. Tampak dalam rekaman video anak-anak itu, yang viral di media sosial, pria tersebut tiba-tiba sengaja membuat dirinya terlindas kereta.
Menurut Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA, Nahar, anak-anak itu secara tiba-tiba harus menyaksikan kejadian yang tidak menyenangkan dan cenderung menakutkan bagi mereka. "Hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan reaksi trauma pada diri anak, baik pada anak yang menyaksikan secara langsung maupun tidak langsung, dan lebih jauh lagi akan berdampak pada gangguan perilaku," kata Nahar, Selasa 11 Juli 2023.
Nahar memaparkan sejumlah gejala trauma yang bisa dialami anak akibat pengalaman buruk. Di antaranya adalah gejala fisik seperti mual, suhu badan meningkat, lesu, rewel, dan nyeri pada dada. Sedangkan gejala kognitif berupa kurang konsentrasi, tidak fokus, mimpi buruk, dan mudah curiga. Kemudian gejala afektif dengan munculnya emosi negatif seperti cemas, panik, sedih, dan marah.
"Gejala perilaku berupa sikap antisosial, malas, menarik diri dari lingkungan, pola perilaku berubah dari kebiasaan, dan lainnya," katanya menambahkan.
Kementerian PPPA juga meminta pemerintah daerah untuk mengedukasi perangkat desa dan masyarakat yang tinggal di sekitar rel kereta. Tujuannya, meningkatkan pengawasan aktivitas dan mencegah peristiwa bunuh diri.
Seorang laki-laki terekam video sengaja membuat dirinya terlindas kereta di jalur rel dekat Stasiun Pasar Senen pada Sabtu sore, 8 Juli 2023. Video diketahui dibuat oleh kelompok anak-anak yang sedang merekam kereta melintas di Stasiun Pasar Senen. Maksud awal adalah membuat konten perihal kereta api.
Pilihan Editor: Dugaan Jual Beli PPDB, Penyaluran KJP Kini Hanya Pakai Satu Data Ini