TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo alias Jokowi dijadwalkan akan meresmikan Sodetan Kali Ciliwung di Jakarta Timur hari ini. Jadwal tersebut masuk dalam agenda kegiatan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Awak media telah tiba di lokasi peresmian, persisnya di pintu masuk sodetan atau inlet, Jalan Otto Iskandardinata, Bidara Cina, Jakarta Timur pagi ini. Dari pantauan Tempo, kawasan Sodetan Kali Ciliwung terlihat bersih dan rapi menjelang peresmian.
Kondisi kali pun begitu, tak ada satu pun sampah yang terlihat. Pasukan oranye juga telah bersiaga di sekitaran kali.
Ornamen penunjang dihadirkan di beberapa titik kawasan sodetan. Dinding taman dihiasi dengan mural bergambar ondel-ondel, tarian dan rumah adat Betawi, Monas, delman, serta Abang None.
Kawasan tersebut kini dilengkapi dengan sejumlah fasilitas ramah anak, seperti ayunan dan perosotan. Tidak hanya itu, ada juga toilet umum, gerai UMKM, dan lapangan basket.
Sodetan Kali Ciliwung adalah terowongan bawah air yang dibangun sebagai upaya pengendalian banjir di bagian hilir ke Kanal Banjir Timur (KBT). Sodetan terdiri dari pintu masuk (inlet) dan pintu keluar (outlet).
Bagian inlet berada di Jalan Sensus II D, RT/RW 008/004 Kelurahaan Bidara Cina, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Sedangkan posisi outlet di Jalan D.I. Panjaitan, Kelurahan Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur.
Pada akhir tahun lalu, Heru Budi menyampaikan, proyek ini ditargetkan rampung pada April 2023. Presiden Jokowi mengaku kaget karena proyek ini akhirnya bisa tuntas setelah enam tahun mangkrak akibat masalah pembebasan lahan.
"Dikerjakan oleh Pak Gubernur Heru, saya enggak tahu pendekatannya apa, tapi selesai, makanya saya ke sini tadi karena sudah selesai," kata Jokowi usai meninjau proyek tersebut, Selasa, 24 Januari 2023.
Enam tahun mangkrak
Pada 2013, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Mohammad Hasan mengungkapkan, estimasi dana untuk pembangunan Sodetan Ciliwung sekitar Rp 550 miliar. Angka itu digunakan untuk menggarap jalur air dengan metode cut and fill, yakni menggali tanah lalu menutupnya kembali.
Namun, teknik ini dirasa memiliki kelemahan lantaran dapat mengganggu kenyamanan masyarakat dan kelancaran lalu lintas. Menyadari hal itu, menurut dia, pemerintah telah mengatur ulang perencanaan dengan mempertimbangkan opsi metode tunneling atau pengeboran.
Sayangnya, anggaran yang dibutuhkan membengkak, yakni Rp 700 miliar. Kemudian setelah mempertajam beberapa aspek, pihaknya memperkirakan modal yang perlu digelontorkan naik Rp 10 miliar dari agenda awal atau menjadi Rp 560 miliar.
Alokasi biaya itu tidak hanya digunakan untuk menggarap sodetan sepanjang 2,15 kilometer, tapi juga normalisasi sekitar kawasan Kali Ciliwung, mulai dari jembatan TB Simatupang sampai Pintu Air Manggarai.
Normalisasi dimaksudkan untuk melebarkan sungai menjadi 60 meter. Pembebasan lahan permukimanlah yang menjadi alasan mangkraknya proyek itu selama enam tahun.
Pilihan Editor: Top 3 Metro: Lurah dan Camat di Tangsel Gabung Organisasi Sayap Parpol, Duduk Perkara Izin Pakai Stadion Acara Anies Dicabut