TEMPO.CO, Jakarta - Kehidupan Sultan Rif’at Alfatih tidak lagi sama seperti sebelumnya setelah kecelakaan akibat kabel optik menjuntai di Jalan Antasari, Jakarta Selatan. Setelah peristiwa pada 5 Januari 2023 itu, kini mahasiswa Universitas Brawijaya itu tidak bisa lagi berbicara hingga sulit bernapas. Bahkan, untuk makan minum pun dia kesulitan.
"Hal tersebut karena efek jepretan kabel fiber optik yang membuat tenggorokan, saluran napas, saluran makan putus," kata ayah Sultan, Fatih F.H, saat dihubungi, Minggu, 30 Juli 2023.
Selain itu, Sultan juga harus tersiksa sepanjang hari. Dia tak bisa menelan air liurnya sendiri atau batuk secara normal. "Paling kelihatan kalau batuk kadang-kadang keluar darah dari lubang tenggorokannya," ucap Fatih.
Lantas, bagaimana perkembangan dari kasus kecelakaan yang terjadi pada Sultan tersebut? Berikut rangkuman informasi mengenai fakta-fakta kasus Sultan yang terjerat kabel optik.
Kronologi Kecelakaan
Kejadian nahas ini berawal saat Sultan dan ketiga temannya sedang pergi jalan-jalan dengan menggunakan motor. Pada malam hari itu, kondisi lalu lintas di sekitar Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan sedang padat.
Mobil yang berjalan di depan Sultan pun bergerak perlahan untuk menghindari kabel optik yang menjuntai secara tak karuan. Pada akhirnya, kabel tersebut tersangkut di mobil SUV, kendaraan yang berada persis di depan Sultan.
“Sehingga terbawa mobilnya, enggak tahu kecantol apanya. Ditarik terus sama mobil itu, anak saya juga tetap jalan, kan enggak tahu,” tutur Fatih.
Kabel yang tersangkut itu pun tiba-tiba terlepas dari mobil seperti tarikan karet ketapel tanpa pengetahuan si pengemudi. Nahasnya, kabel tersebut terlempar dan mengenai tepat bagian leher Sultan. Saat itu, Sultan mengenakan perlengkapan berkendara yang lengkap dan aman.
Insiden ini membuat Sultan terkejut. Dia sontak tancap gas motor yang dikendarainya hingga ban depan terangkat alias posisi standing. Sultan kehilangan kontrol, sehingga motor itu terperosok masuk selokan. Sementara pemuda 20 tahun ini terjauh di jalan.
Cerita ini Fatih dengar dari seorang sopir ojek online alias ojol bernama Adit yang melihat langsung kejadian tersebut. Kepada Fatih, Adit berujar, Sultan yang masih mengenakan helm memegang lehernya sambil guling-guling.
“Dia berusaha buka helm, dibantu tukang ojol itu, baru nyemprot darah langsung. Pada ketakutan,” ujar Fatih.
Sekitar 10 menit kemudian, Sultan Rif'at Alfatih dievakuasi ke Rumah Sakit Fatmawati untuk mendapatkan pertolongan pertama. Adit dan seorang ibu-ibu yang memboyong Sultan ke RS di kawasan Jakarta Selatan itu.
Berikut 5 fakta kasus Sultan Rif'at Alfatih:
1. Sultan Gunakan Alat Bantu Napas
Fatih mengatakan jika anaknya harus dirawat selama 15 hari sejak kejadian itu. Tetapi, setelah itu kondisi Sultan sempat kritis sehingga harus kembali dirawat di rumah sakit sejak Mei 2023. “Lehernya tertutup oleh jaringan, tutup bekas operasi, sehingga pada saat dipasang selang untuk makan, yang di hidungnya enggak bisa,” tutur Fatih.
Sultan kini bertahan hidup menggunakan alat bantu napas. Untuk berkomunikasi, mahasiswa itu memanfaatkan ponselnya dengan cara mengirimkan pesan teks. Atau, dia menggunakan bahasa isyarat sebisanya.
Menurut Fatih, korban kena jepret kabel optik ini mesti mendapatkan perawatan lagi dan akan dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat. Pertimbangannya karena RSCM memiliki peralatan yang lebih lengkap dan banyak tim dokter.
2. Dijenguk Teman-Teman dari Malang
Mengetahui musibah yang terjadi pada Sultan, Fatih mengatakan jika teman satu almamater anaknya dari civitas academica Universitas Brawijaya terus berdatangan dari Malang, Jawa Timur ke Jakarta untuk memberi semangat kepada Sultan. “Jauh-jauh dari Malang karena menunjukkan solidaritasnya,” ucap Fatih.
Menurut dia, Sultan terus diajak berinteraksi selama masa penyembuhan lukanya. Teman-teman yang mengunjunginya pun mulai dari teman satu angkatan sekolah, adik tingkat, alumni, kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang juga rekan satu organisasi, dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Brawijaya.
Selanjutnya ayah korban cari sendiri perusahaan pemilik kabel optik..