TEMPO.CO, Jakarta - Plt Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Heru Suwondo mengungkapkan alasan pihaknya belum buka suara soal kasus Sultan Rifat Alfatih terjerat kabel optik milik PT Bali Towerindo
Menurut dia, insiden nahas itu tidak diketahui lantaran terjadi pada Januari lalu.
"Tidak ada yang tahu. Kami juga baru tahu kemarin begitu muncul di media baru tahu kejadian di Januari dan baru ramai kemaren. Kami baru tahu di situ," kata dia saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Rabu, 2 Agustus 2023.
Heru Suwondo pun mengatakan Dinas Bina Marga DKI tidak mengetahui pemilik kabel optik yang menjerat Sultan sebelum ramai di pemberitaan. "Saya juga enggak tahu kabel itu punya siapa. Kami tahu dari media," ujarnya.
Saat pertemuan, ucap dia, Bali Tower telah berkomunikasi dengan pihak keluarga Sultan dan perusahaan tidak menampik bahwa kabel tersebut miliknya.
"Bukan tidak mengakui, kan, sudah ada komunikasi dengan pihak keluarga dengan Bali Tower. Sudah ada komunikasi dan saat ini sedang berjalan," katanya.
Sebelumnya, Sultan Rifat Alfatih mengalami kecelakaan di Jalan Pangeran Antasari pada 5 Januari 2023. Lehernya terjepret atau terjerat kabel yang menjuntai di jalan tersebut. Akibatnya, Sultan kini tak bisa berbicara.
Hantaman kabel ke lehernya itu membuat saluran pernapasan dan pencernaan Sultan terganggu. Dia kesulitan untuk makan dan minum, dan hanya bisa menerima asupan dalam bentuk cair melalui selang.
Ia kesulitan menelan air liurnya sendiri. Saat batuk juga terkadang masih mengeluarkan darah akibat luka di sekitar tenggorokan.
"Hal tersebut karena efek jepretan kabel serat optik yang membuat tenggorokan, saluran napas, saluran makan, putus," ujar Fatih, ayah Sultan kepada Tempo, Ahad, 30 Juli 2023.
Fatih menuturkan, kecelakaan terjadi pada malam saat Sultan bersama tiga temannya berkendara sepeda motor. Lalu ada kabel optik menjuntai di tengah jalan tersangkut di mobil, yang mana pengendara mobil itu diduga tidak mengetahuinya. Kabel terlepas dan mengenai Sultan tepat di bagian leher.
Mahasiswa yang berusia 20 tahun itu sedang menikmati libur perkuliahan itu kesakitan dan saat itu juga darah muncrat dari lehernya. Warga setempat melarikannya ke Rumah Sakit Fatmawati untuk mendapatkan pertolongan pertama. Sultan baru diperbolehkan pulang sekitar Mei lalu.
"Lebih kurang dua bulan dirawatnya. Jadi mengalami masa kritis beberapa kali," tutur Fatih.
Pilihan Editor: Ratapan Sultan Rifat Alfatih, Cita-cita Mahasiswa Unbraw Ini Kandas Terjerat Kabel Optik