Dalam persoalan ini, Fatih turut meminta beberapa pertanggungjawaban dari PT Bali Tower. "Sejak awal kecelakaan sampai dengan saat ini saya minta diganti kerugian termasuk immaterial. Yang terakhir pernyataan resmi dari pihak perusahaan," ujarnya.
Menurut Fatih, angka yang ditawarkan perusahaan bukanlah persoalan utama yang harus dijadikan penyelesaian. Fatih mengaku perusahaan harus melihat data dan fakta kasus tersebut.
Fatih meminta perusahaan melihat dulu kondisi Sultan Rifat. “Itu yang saya mau bukan ujug-ujug Anda datang lalu bawa uang," ujarnya.
Kronologi insiden
Menurut Fatih, kecelakaan terjadi pada malam saat Sultan bersama tiga temannya berkendara sepeda motor pada 5 Januari 2023. Tiba-tiba Ada kabel menjuntai di tengah jalan yang tersangkut di mobil. Pengendara mobil itu diduga tidak mengetahuinya. Kabel optik itu terlepas lalu mengenai Sultan tepat di bagian leher. Saat itu juga darah muncrat dari lehernya.
Warga setempat melarikannya ke Rumah Sakit Fatmawati untuk mendapatkan pertolongan pertama. Sultan baru diperbolehkan pulang sekitar Mei lalu. “Lebih kurang dua bulan dirawatnya. Jadi mengalami masa kritis beberapa kali,” tutur Fatih.
Akibat kecelakaan itu, kini Sultan mengalami kesulitan bicara, makan maupun minum. Saat batuk, kata Fatih, juga terkadang masih mengeluarkan darah akibat luka di sekitar tenggorokan.
“Hal tersebut karena efek jepretan kabel serat optik yang membuat ternggorokan, saluran napas, saluran makan, putus,” ujar Fatih kepada Tempo, Ahad, 30 Juli 2023. Belakangan diketahui, kabel tersebut dikelola oleh PT Bali Tower.
ADVIST KHOIRUNIKMAH | MUHAMMAD IQBAL
Pilihan Editor: Tolak Tawaran Bantuan Perusahaan Pemilik Kabel Optik, Ayah Sultan Rifat: Sedih Saya Dikatain Begitu
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.