TEMPO.CO, Jakarta - Kualitas udara di Jabodetabek belakangan ini tergolong buruk, tak terkecuali Kota Bekasi. Berdasarkan data dari IQAir pada Selasa, 15 Agustus 2023 pukul 13.00, nilai indeks kualitas udara Kota Bekasi 56,2 atau tergolong tidak sehat dengan ukuran polutan utamanya PM2,5.
Namun data kualitas udara versi IQAir tersebut berbeda dengan hasil pemantauan Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Bekasi. Hasil pemantauan Dinas LH Kota Bekasi dengan metode pengujian kualitas udara ambien jalan raya di 18 titik, yakni permukiman, industri, transportasi, dan pertokoan periode Juni hingga 15 Agustus 2023, kualitas udara Kota Bekasi masih dalam kondisi sedang.
"Kualitas udara di Kota Bekasi periode Juni sampai dengan 15 Agustus 2023 dalam kondisi sedang, menggunakan parameter PM10 dan PM2.5," kata Sekretaris Dinas LH Kota Bekasi Kiswati Ningsih dalam keterangan resmi, Selasa, 15 Agustus 2023.
Dengan lokasi Kota Bekasi yang berdampingan langsung dengan DKI Jakarta, tak heran bila kualitas udara Bekasi juga buruk. Apalagi Bekasi adalah kota yang padat kendaraan bermotor dan memiliki sejumlah industri yang menjadi sumber polutan penyebab polusi udara. Adapun industri, seperti makanan, konstruksi hingga tekstil di Kota Bekasi banyak berdiri di wilayah Bantargebang, Rawalumbu, dan Bekasi Utara.
Namun Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi sudah melakukan berbagai upaya pengendalian pencemaran udara, seperti memantau, membina, dan mengawasi kegiatan industri yang memiliki boiler dan genset.
"Kami juga melaksanakan uji emisi berkala, mengedukasi terhadap masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran sampah," ujar Kiswati.
Pelaksana tugas Wali Kota Bekasi Tri Adhianto pun mengakui bahwa kualitas udara di Kota Patriot tengah buruk. Menurut Tri, buruknya kualitas udara di Kota Bekasi bukan serta merta karena polusi dari industri.
Tri mengatakan penyumbang terbesar polusi udara Kota Bekasi adalah asap kendaraan bermotor dan pembakaran sampah dari TPS liar. Dalam dua bulan terakhir, Pemkot Bekasi sudah menertibkan 3 TPS liar.
"Supaya tidak terjadi lagi, kami juga meminimalisir pembakaran sampah-sampah yang baru di TPS-TPS liar yang menyebabkan polusi udara lagi itu akan menambah polusi lagi, karena yang paling berat saya kira adalah pembakaran sampah," ujar Tri.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengadakan rapat terbatas dengan sejumlah kepala daerah dan pimpinan kementerian terkait penanganan polusi udara di Jabodetabek pada Senin, 14 Agustus 2023.
Menurut Jokowi, sumber polusi itu, yakni kemarau panjang tiga bulan terakhir yang menyebabkan peningkatan konsentrasi polutan. Selain itu, pembuangan emisi dari kendaraan bermotor, aktivitas industri di Jabodetabek juga jadi penyebab polusi menjadi mengkhawatirkan.
"Jangka pendek, secepatnya harus dilakukan intervensi yang bisa meningkatkan kualitas udara di Jabodetabek lebih baik," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat.
ADI WARSONO
Pilihan Editor: Kualitas Udara Jakarta Masuk Kategori Tidak Sehat Pagi Ini, Berikut Datanya