TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta, Retno Sulistyaningrum menjelaskan alasan Tower Kampung Susun Akuarium blok A dan C yang belum diserahkan kepada masyarakat Kampung Akuarium karena masih proses administrasi.
“Sekarang sudah selesai bangunan blok C, kemudian selanjutnya blok A,” kata Retno dihubungi Tempo, Jumat, 18 Agustus 2023.
Retno menjelaskan blok C sudah selesai 100 persen dan blok A 94 persen. Retno mengatakan saat ini sedang proses serah terima penerbitan SLF, Wali Kota Jakarta Utara dan BPAD (Badan Pengelolaan Aset Daerah).
“Setelah selesai blok A dan blok C katanya nanti akan dibahas tentang proses penyerahan lahannya,” ucapnya.
Pemberian unit nantinya menunggu proses administrasi selesai dan dilakukan serah terima dari pemerintah.
“Bukan berarti kita menghambat penghuninya, tidak sama sekali. Memang perlu proses,” ucapnya.
Retno menjelaskan untuk pembangunan Tower ke-5 atau blok E masih sedang didiskusikan oleh internal Pemerintah Provinsi DKI Jakarta soal penganggaran
“Mekanisme SP3L (Surat Persetujuan Penunjukan Penggunaan Lokasi atau Lahan) menyerahkan barang atau bangunan kepada Pemerintah Provinsi. Sebanyak 4 blok didanai SP3L,” ucapnya.
Retno mengatakan, pihaknya menargetkan secepatnya masing-masing tower diserahkan oleh warga. Meski demikian, Retno belum memastikan secara detail kapan target itu segera dilakukan.
Sebelumnya, kepada Tempo, Ketua RT 11 RW 4 di Kampung Susun Akuarium Topas Juanda mengatakan proses pembangunan Kampung Susun belum berjalan kembali sejak Anies Baswedan berhenti sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Seharusnya dua tower (gedung) lanjut dibangun. Ini, satu tower belum diresmikan dan belum serah terima, baru dua yang terealisasi, itupun zaman Anies Baswedan," kata Topas saat ditemui di Kampung Susun Akuarium pada Kamis, 17 Agustus 2023.
Kampung Susun yang di bangun kembali oleh Anies Baswedan pada tahun 2020 dan di resmikan di tahun 2021 tersebut, dianggap mangkrak karena belum diketahui keberlanjutan pembangunannya.
Menurut keterangan Topas, Kampung Susun Akuarium awalnya direncanakan memiliki 5 blok gedung. Namun, hingga saat ini baru tower B dan D yang selesai dan sudah ditinggali.
Tower C diakuinya sudah jadi, namun belum di resmikan dan dilakukan serah terima oleh pemerintah DKI, lebih lanjut Topas menyebutkan bahwa gedung A sudah sempat dibangun, namun belum selesai, sedangkan gedung E belum dibangun sama sekali.
Topas mengaku sudah mengirim surat kepada Penjabat (PJ) Gubernur Heru Budi Hartono, selain itu ia juga mengirimkan surat tersebut kepada Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi dan Dinas Perumahan.
Ia mengaku belum mendapatkan satupun balasan atau respon dari pemerintah mengenai keberlanjutan pembangunan di Rumah Susun Akuarium.
"Belum ada apa ya, tindak lanjutlah, setelah dibangun belum ada kelanjutannya, tapi yang mangkrak saya sendiri belum tahu kenapanya," jelasnya.
Ia juga mengatakan, tidak ada pemberitahuan lebih lanjut dari Kelurahan dan Kecamatan tempatnya tinggal.
Untuk warga yang belum mendapatkan hunian yang sebelumnya sudah dijanjikan, ia menjelaskan bahwa mereka masih tinggal di rusun-rusun berbayar, lalu sebagian tinggal di rumah kontrakan yang letaknya dekat dengan Kampung Susun Akuarium.
Warga-warga tersebut tidak mendapatkan subsidi dana dari pemerintah, namun, Topas menerangkan bahwa Kampung Susun Akuarium memiliki koperasi mandiri yang menunjang hal ini.
"Pengeluaran kami itu sifatnya koperasi, jadi beda dengan rusun-rusun Jakarta yang dikelola pemerintah, kami mandiri mengelola gedung-gedung ini sendiri dengan koperasi," terang Topas.
NUR KHASANAH APRILIANI
Pilihan Editor: Kampung Susun Akuarium Warisan Anies Disebut Mangkrak di Era Heru Budi