TEMPO.CO, Jakarta - Muhammad Andhika, pelanggan Alfamidi yang dikeroyok juru parkir di Bintaro, Pondok Aren, Tangerang Selatan, merasa salah satu pelaku ingin membunuhnya saat kericuhan terjadi.
Ia menuturkan saat ia sedang berselisih dengan juru parkir Alfamidi karena masalah biaya parkir, ada rekan juru parkir itu yang berjaga di kios sebelah datang dan langsung membenturkan kepalanya ke pelipis Andhika hingga matanya berdarah. Ia mengatakan orang tersebut sempat mengambil senjata tajam dan mengancam akan membunuhnya.
"Dia juga sempat ambil batu sama pisau tukang nasi goreng yang ada di sana terus saya juga dijambak, dan merasa dipukul dari belakang juga," kata Andhika, Selasa 5 September 2023.
Saat itu, kata dia, terdapat lima orang rekan dari pelaku. Meski demikian hanya tiga orang yang menganiayanya.
"Padahal saya sama sekali gak ada nonjok duluan atau kasar. Setelahnya karena dia udah ambil pisau tukang nasi goreng, saya disuruh lari, ya, sudah saya pergi naik motor ke Polsek," ujarnya.
Atas kejadian ini korban mengalami luka robek di bagian pelipis dan mendapatkan empat jahitan. "Masih bengkak di mata sama sedikit nyeri kalau nutup mata," ujarnya.
Pengeroyokan konsumen Alfamidi ini terjadi di pada Ahad, 3 September 2023 di wilayah Sektor 5 Bintaro Utama, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan. Kejadian berawal dari Andhika yang ditagih uang parkir, tapi enggan memberikannya karena merasa di sana bebas biaya parkir. Andhika menyebut juru parkir tersebut tidak membantunya mengeluarkan kendaraan dan ujug-ujug meminta uang.
Hal itu membuat juru parkir tersebut marah dan memaki Andhika dengan kata-kata kasar. Keributan pun terjadi.
Sementara itu, saat dikonfirmasi, Kanit Reskrim Polsek Pondok Aren AKP Erwin Subekti mengaku masih mengejar para pelaku. Erwin memastikan telah mengantongi identitas para pelaku. "Masih kita hunting, identitasnya sudah kita kantongi," singkat dia.
Sampai saat ini TEMPO masih berupaya mengkonfirmasi soal parkir liar yang kian marak di setiap Alfamart dan Alfamidi yang ada di Kota Tangerang Selatan, tapi belum mendapat respon.
Pilihan Editor: Uang Hasil Tilang Uji Emisi tidak Masuk ke Dinas Lingkungan Hidup DKI