TEMPO.CO, Bekasi - Sekitar 80 ribu pelanggan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Bhagasasi di wilayah Utara Bekasi mengalami krisis air PAM. Pasokan air Perumda Tirta Bhagasasi tidak maksimal karena kondisi Kali Bekasi tercemar limbah industri.
"Pencemaran Kali Bekasi yang mengganggu produksi sebenarnya sudah mulai pertengahan Agustus 2023 sampai saat ini. Terparah, pencemaran mulai September 2023," kata Juru Bicara Perumda Tirta Bhagasasi Fauzi dalam keterangan resmi tertulis, Rabu, 20 September 2023.
Sejatinya air baku Perumda Tirta Bhagasasi untuk wilayah Utara Bekasi bersumber dari Saluran Kalimalang. Namun, debit air Saluran Kalimalang yang menurun membuat produksi air baku dicampur dengan air Kali Bekasi.
Kali Bekasi yang tercemar limbah industri sempat memaksa Perumda Tirta Bhagasasi menghentikan produksi air bersih. Kini produksi air di tiga Instalasi Pengolahan Air (IPA) wilayah Utara Bekasi, seperti Babelan, Pondok Ungu, dan Tarumajaya sudah berjalan, namun, belum normal.
"Yang dilayani dari hasil olahan air tersebut adalah masyarakat di Cabang Babelan, Pondok Ungu dan Tarumajaya. Di tiga wilayah pelayanan tersebut, ada sekitar 80.000 pelanggan. Kondisi saat ini di tiga IPA Cabang Babelan, Pondok Ungu dan Tarumajaya, sudah mulai berproduksi 30 sampai 35 persen. Jika pasokan air curah sudah normal, produksi akan kembali seperti biasa," ujar Fauzi.
Perumda Tirta Bhagasasi, kata Fauzi, terus berupaya mengirim bantuan air bersih kepada warga yang terdampak krisis air tersebut. Sejauh ini, lanjut Fauzi, Perumda Tirta Bhagasasi bersama BPBD Kabupaten Bekasi sudah sekitar tiga juta liter air dikirim kepada warga terdampak krisis air.
"Sampai saat ini, distribusi air melalui mobil tanki masih terus kami lakukan hingga malam hari, tetapi, namanya melalui mobil tanki, sangat terbatas, dan semua pelanggan tidak terlayani, tetapi kami terus berusaha," ujar Fauzi.
ADI WARSONO
Pilihan Editor: Kementerian PUPR Sebut Hanya 4,18 Persen Pelanggan Kota Bekasi Tersuplai Air PAM Bagus