TEMPO.CO, Jakarta - Eks warga Kampung Bayam meminta ada perjanjian hitam di atas putih soal kejelasan menghuni Kampung Susun Bayam (KSB) sebelum mereka direlokasi. Salah satu warga, Serli, menyebut eks penduduk Kampung Bayam khawatir bakal menghuni rumah susun atau rusun lain selamanya, sehingga tak bisa tinggal di KSB.
"Mau coba sampaikan ke lurah lagi, dipindah ini sistemnya sementara atau selamanya," kata dia pada Jumat, 22 September 2023.
Sebelumnya, eks warga Kampung Bayam mendirikan tenda di dekat Jakarta International Stadium (JIS) lantaran belum bisa menghuni KSB. Warga menolak membayar tarif sewa yang ditetapkan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) karena dinilai terlalu tinggi.
Pemerintah Provinsi atau Pemprov DKI Jakarta menyediakan Rusun Nagrak, Jakarta Utara sebagai alternatif hunian yang dapat ditempati eks warga Kampung Bayam. Namun, warga ogah pindah ke sana mengingat lokasinya jauh dari sekolahan anak dan tempat kerja. Warga hanya mau dipindah ke Rusun Semper Barat atau Rusun Penjaringan.
Serli menuturkan, kini warga sulit mempercayai iming-iming pemerintah akibat sudah 10 bulan tidak ada kejelasan soal menghuni KSB. "Lurah dan camat ngomong kalau mau pindah (ke Rusun Nagrak) akan disediakan bus sekolah dan dibantu untuk mengangkut barang-barang warga," ucap ibu dua anak itu.
Karena itu, lanjut Serli, mereka ingin adanya perjanjian hitam di atas putih yang menerangkan bahwa pemindahan ke rusun lain hanya bersifat sementara. Serli menegaskan, eks warga Kampung Bayam tidak akan meninggalkan tenda dekat JIS. Ia berharap Pemprov DKI bisa memberikan solusi dan tidak melakukan penggusuran paksa.
"Segala sesuatu kami mau ada perjanjian hitam di atas putih (legalitas)," ujarnya.
Pemerintah Kota Jakarta Utara melalui Lurah Papanggo Tomi Haryono telah meminta warga yang tinggal di tenda depan JIS untuk pindah sebelum perhelatan Piala Dunia U-17 2023 pada 10 November-2 Desember. Pemkot Jakut memberikan tenggat waktu kepada eks warga Kampung Bayam agar mengosongkan tenda hingga Jumat, 22 September 2023.
Dari pantauan Tempo, hingga berita ini ditulis, belum ada pembongkaran apapun. Warga masih beraktivitas di dalam tenda.
Pilihan Editor: Ada Perbedaan Tarif Transjakarta bagi Warga KTP DKI dan Luar Jakarta Setelah Tiket Berbasis Akun Diberlakukan