Kepala Unit IV Sub-Direktorat Reserse Mobil Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Tommy Haryono mengatakan, sebelum membunuh Sony, Bripda Haris Sitanggang sempat berkeliling Jakarta selama beberapa hari untuk mencari mangsa.
Haris Sitanggang, kata dia, mencoba cari sasaran dengan menghampiri taksi online yang sedang ngetem di pinggir jalan. Lalu, kata dia, Haris Sitanggang naik, seolah-olah hendak menggunakan jasa mereka. "Tapi, saat itu, tersangka belum berani melakukan aksi pencurian. Hal ini terjadi sampai tiga kali,” kata dia saat membacakan reka adegan di Polda Metro Jaya, Kamis, 16 Februari 2023.
Menurut Tommy, Haris Sitanggang keliling Jakarta menggunakan bus Transjakarta, sebelum akhirnya bertemu Sony. Selain itu, Haris sempat naik taksi online hingga 2 kali. Akhirnya, pada 23 Februari 2023, Haris bertemu Sony yang sedang mengemudikan Toyota Avanza warna merah marun.
Sebelum pilihan jatuh ke Sony, Haris sempat memilih dua kendaraan lain yang melintas di kawasan Semanggi Jakarta. Dua mobil itu adalah taksi Blue Bird dan Daihatsu Sigra warna hitam.
Saat itu, Sony menerima orderan dari Haris tanpa menggunakan aplikasi. Saat itu, waktu telah masuk dini hari. Tommy mengatakan, Haris menawar harga dari Rp94 ribu menjadi Rp 90 ribu. Haris minta diantarkan ke Perumahan Bukit Cengkeh, Depok, Jawa Barat. Haris juga sempat berpura-pura meminjam uang kepada temannya untuk membayar taksi online.
Tak hanya itu, Haris berpura-pura mengambil uang di ATM sebelum mengakui kalau dia tidak punya duit. Lalu, Haris menodongkan sebilah pisau ke hadapan Sony. “Korban mengatakan 'maksudmu apa anjing nodong-nodong'. Sony melakukan itu sembari meraih wajah Haris dan berusaha mendorong tangan Haris," kata Tommy.
Setelah itu, Haris menyerang Sony menggunakan pisau. Namun, Sony yang saat itu belum tewas tetap mempertahankan mobilnya tatkala Haris turun dan berupaya untuk mengambil alih kemudi. “Ketika tersangka mencoba membuka pintu sopir, ternyata pintu sudah terkunci. Haris mencoba membuka pintu satu per satu, tapi tidak berhasil,” katanya.
Dalam suasana mencekam, kata Tommy, Sony secara terus menerus membunyikan klakson agar dapat pertolongan. Haris panik melihat ada warga perumahan yang membuka pintu rumah, akhirnya lari terbirit-birit, kabur dari perumahan itu. Setelah kabur, Haris sempat kembali lagi karena barang bawaannya masih ada di dalam mobil. Akan tetapi, Sony tetap tidak mau membukakan pintu mobil.
Lantaran Sony terus membunyikan klakson, Haris akhirnya lari meninggalkan perumahan itu. Selanjutnya, Sony menjalankan mobilnya untuk mencari pertolongan. “Korban menjalankan kendaraan ke arah Jalan Nusantara sembari membunyikan klakson berkali-kali,” kata Tommy.
Menurut dia, ada dua saksi yang berupaya memberikan pertolongan kepada sopir taksi online Sony, yakni warga bernama Supriyanto dan Zakaria. Namun nahas, dua orang ini melihat Sony telah terkapar di luar mobil bersimbah darah dan meninggal.
Pilihan Editor: Usai Diserang Massa Preman, 50 Persen Pedagang Pasar Kutabumi Tangerang tidak Berjualan Karena Trauma