TEMPO.CO, Tangerang - Sebagian pedagang Pasar Kutabumi kembali berjualan pascaserangan massa preman, Ahad, 24 September 2023. Namun, sebagian lagi memilih tidak berjualan karena masih trauma.
"50 persen pedagang tidak berjualan," ujar Perwakilan Kelompok Pedagang Pasar Kutabumi, Fatimah kepada Tempo, Senin, 25 September 2023.
Pedagang yang berani berjualan karena sudah ada jaminan keamanan dari Kapolres Kota Tangerang yang datang ke pasar itu tadi malam. Sementara yang memilih tidak berdagang karena takut membayangkan kebrutalan para preman saat menyerang pasar.
Para preman yang datang ke pasar merusak kios serta los milik pedagang. Mereka juga menjarah barang dagangan dan mengambil uang pedagang yang menyelamatkan diri.
Selain menyebabkan trauma, pedagang pasar Kutabumi dirugikan secara materiel akibat amukan kelompok preman dan ormas tersebut. Namun, Fatimah belum tahu berapa total kerugian yang ditanggung pedagang. Ia hanya menyebut 20 rekannya luka-luka.
Menurut Fatimah, puluhan pedagang itu mengalami luka yang cukup parah di bagian kepala dan badan karena pukulan batu, martil, dan kayu yang digunakan kelompok penyerang itu.
"Ada yang luka parah dan mengeluarkan banyak darah, sebagian masih di rawat di rumah sakit," kata dia.
Fatimah mengutuk serangan brutal terhadap pedagang Pasar Kutabumi yang dilakukan oleh massa preman tersebut. Menurut dia, serangan itu sangat tidak diduga dan para pedagang tidak berdaya.
Penyerangan massa preman terhadap pedagang di Pasar Kutabumi, Kabupaten Tangerang pada Ahad petang kemarin diduga terkait rencana relokasi pasar. Mereka menyerang pedagang yang menolak rencana ini.
Penyerangan berlangsung pukul 15.30. Seorang pedagang, Prihadi, mengatakan, ia dan ratusan pedagang sedang bersiaga mencegah penutupan pintu pasar dengan batu kerikil oleh pengembang yang akan merevitalisasi pasar tersebut.
"Karena kami sudah mendapatkan informasi jika pengembang akan mengerahkan preman-preman dan menutup pintu pasar dengan batu kerikil. Kami bersiaga untuk menghadang penutupan pintu dan mempertahankan pasar," ujarnya.
Namun, para preman itu datang membabi buta dengan membawa kayu dan martil. Mereka merusak kios, los pedagang dan memukul pedagang yang menghadang mereka.
Pilihan Editor: Sempat Mangkir Pemeriksaan Polisi, Siskaeee: Banyak Kerjaan di Kamboja