TEMPO.CO, Jakarta - Kapolsek Tambora, Komisaris Polisi Putra Pratama menyatakan sudah mengantongi nama dan data jaringan pencurian kendaraan bermotor atau curanmor asal Lampung.
Putra yang telah menjabat Kapolsek di beberapa wilayah ini, telah berulang kali menggulung jaringan curanmor. Yang fenomenal adalah saat ia membongkar truk-truk bermuatan motor curian hendak dibawa ke Lampung.
Berdasarkan operasi dan pengungkapan kasus itulah ia punya peta lengkap jaringan curanmor yang beroperasi di Jakarta. "Siapa orangnya, supirnya, mobilnya jenisnya apa, saya sudah punya datanya," katanya kepada Tempo, Ahad, 24 September 2023.
Ia menceritakan proses penggrebekan sebuah truk yang berisi muatan 23 sepeda motor curuian. Motor-motor hasil curian itu disusun dengan cara ditumpuk.
"Jadi nyusunnya, empat di bawah paling depan. Di atasnya ditimpah lagi empat. Hadap depan semua. Baru dua di atasnya itu ditidurin posisinya. Belakangnya lagi juga sama, itu udah 20. Baru ketiganya di belakang," tuturnya.
Penggerebekan pengiriman kendaraan curian ke Lampung itu terjadi saat ia masih menjabat sebagai Kapolsek Neglasari.
"Jadi mereka itu lagi naikin motor yang belum naik, terus kami gerebek. Ada tiga orang, sopir, kernet, sama orang yang bagian ambil motor itu. Ada 23 motor," kata Putra.
Perburuan tersangka utama curanmor
Namun saat itu, ia dan anggotanya belum berhasil menangkap penadah motor-motor curian tersebut. Hingga pada proses pengadilan, penadah dan tersangka utamanya belum tertangkap.
Setelah ia dipindah sebagai Kapolsek Tambora, rupanya jaringan tersebut beraksi lagi.
"Di Tambora saya sudah punya jaringan dong, saya udah punya siapa aja orangnya termasuk DPO yang nggak ketangkap di kasus 23 motor itu. Namanya Umay," katanya.
Umay merupakan penadah utama dalam kasus 23 motor curian yang hendak dibawa ke Lampung.
Saat menjabat di Tambora, Putra kembali mengecek jaringan curanmor yang sempat ditangkap itu ternyata masih menjalankan aksinya.
"Pada saat saya di Tambora sudah punya data-data jaringan ini," ucapnya.
Dia mendapati sopir itu berada di kawasan Kalideres, kemudian Putra memerintahkan anggotanya untuk melakukan pengecekan. Anggotanya mengikuti sopir pelaku menuju arah Merak hingga kawasan Cikopo.
"Itu langsung diberhentikan sama anggota. Ada 18 motor di dalam truk itu, ketangkap si Umay itu," tuturnya.
Pelat nopol truk jaringan curanmor
Selang seminggu kemudian, Putra mendapatkan laporan adanya seorang wartawan di Jakarta Barat yang kehilangan sepeda motornya, lokasi hilangnya di Kebon Jeruk. Motor wartawan yang hilang itu menurut Putra memiliki ciri khusus yakni pelat nomor yang mudah dihafal.
Putra curiga pelaku merupakan jaringan yang sama dengan sebelumnya yang dia tangkap. Menurutnya truk yang sempat tertangkap membawa puluhan sepeda motor curian itu semua berpelat nomor dengan kode BE.
"Saya bilang anggota, kalau ada mobil plat BE coba diamati. Terus anggota bilang, 'ada lagi muat kasur'. Udah amati aja, kalau udah mau jalan, cek hantam aja ada motor ada enggak," tuturnya.
Setelah dicek anggotanya ternyata motor wartawan itu berada dalam truk dengan muatan kasur.
"Total 6 motor. Nggak lama dikirimin foto motornya, langsung saya buka, saya cek plat motor wartawan itu, ada," tuturnya.
Putra mencurigai jaringan-jaringan curanmor itu masih terus menjalankan aksinya.
"Iya (jaringan berkorelasi), makanya masih banyak di luar, cuma apakah masih ngangkut lagi itu yang saya nggak tahu," katanya.
Pilihan Editor: Kapolsek Tambora Minta Produsen Pasang Sistem Keamanan di Sepeda Motor Cegah Curanmor