TEMPO.CO, Jakarta - Polisi menemukan berbagai indikasi niat bunuh diri dalam kasus temuan jasad ibu dan anak tinggal kerangka di Cinere, Kota Depok. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hengki Haryadi mengatakan, penyidik menemukan petunjuk dari berbagai catatan di kertas maupun di gawai milik si anak.
Ibu dan anak itu adalah Grace Arijani Harapan (64 tahun) dan David Ariyanto Wibowo (38 tahun). Mereka yang selalu terlihat oleh para tetangganya selalu beraktivitas bersama itu juga ditemukan bersama dalam kamar mandi berukuran luas 1,8 x 1,0 meter persegi dan tinggi 2,3 meter di rumahnya pada 7 September 2023.
Pesan dan Curahan Hati
Salah satu indikasi dari bunuh diri itu adalah sejumlah pesan yang dibuat David. “Kami menemukan tujuh isi penting dari laptop yang mungkin pernah kami sampaikan "To you whomever" dan juga handphone yang kami temukan pernah ditulis pada 23 Februari 2017,” ujar Hengki saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jumat 6 Oktober 2023.
Hengki mengatakan ada pesan yang dipastikan ditulis oleh David pada sebuah ponsel. Berikut isi pesan pada tanggal 23 Februari 2017 tersebut: “Saya sudah capek dengan kehidupan. Saya capek dengan semua kebohongan. Saya capek dengan mama saya yang delusional dan tidak pernah sadar-sadar. Saya sudah depresi selama dua tahun. Saya mau bunuh diri.”
Selanjutnya ada pesan pada 27 Juli 2023 yang berjudul “To You Whomever” dalam Bahasa Inggris yang berisi "Jika ada yang membaca ini, maka itu berarti saya sudah mati bersama ibu saya. Tergantung apakah dia akan meneruskannya atau tidak."
Hengki mengatakan ada penjelasan di paragraf berikutnya yang tertulis sebagai berikut: “Sejujurnya saya terkejut, saya tidak bunuh diri dari awal."
Indikasi lainnya adalah ada dua kertas berisi catatan yang ditulis oleh David. Berdasarkan foto yang TEMPO terima, salah satu kertas tertulis bertanggal 16 November 2005 dan yang satunya lagi tidak ditulis tanggal.
Kalimat dalam dua kertas catatan itu ditulis dengan huruf kapital. Isinya perihal peringatan dalam hubungan antara manusia dengan Tuhan.
Terkunci dari Dalam
Hengki mengatakan bahwa rumah tempat penemuan mayat Grace dan David terkunci dari dalam. Tidak ada kunci cadangan yang ditemukan, pintu dan jendela yang juga ditutup rapat dengan plastik dan diberi perekat.
Saat ditemukan, keduanya berada dalam kamar mandi rumah mereka di Perumahan Bukit Cinere Indah Jalan Puncak Pesanggrahan VIII Nomor 39, Cinere, Kota Depok. Grace dan David sudah mengurung diri dan tidak berinteraksi dengan lingkungan sekitar menjelang kematiannya.
David dan Grace tergeletak di kamar mandi dengan sandaran bantal di dinding. “Ini dikunci dari dalam, terganjal oleh jenazah, semua ditutup, dan tidak ada DNA lain kecuali DNA atas nama ibu dan anaknya itu,” kata Hengki.
Dalam kamar mandi itu juga terdapat beberapa batang dupa yang sudah setengah terbakar, arang, dan senter. Dupa terlihat diletakkan di dalam sebuah gayung putih.
Menjual Barang Pribadi
Hengki mengatakan bahwa barang-barang di rumah ibu dan anak itu semakin berkurang. Grace dan David ternyata menjual ke beberapa orang. Polisi sudah memeriksa pembelinya dan tidak menemukan ada kejanggalan.
Perilaku seperti itu juga diungkap Hengki pernah ditemukan di kasus kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, pada tahun lalu. Mereka menjual barang-barang seperti mobil. Ada empat orang dalam satu keluarga itu. Disimpulkan saat itu bahwa kematian mereka wajar dalam kondisi yang tidak wajar.
Dalam kasus kematian ibu dan anak di Cinere, Hengki mengatakan, juga tidak ada jejak bercak darah atau DNA selain milik korban di lokasi. “Kami simpulkan bahwa terhadap peristiwa yang terjadi di Cinere ini bukan merupakan peristiwa pidana,” ucap Hengki.
Pilihan Editor: Kualitas Udara Jakarta Minggu Pagi Ini Tidak Sehat, Debu Halus di Udara 18 Kali Nilai Ambang WHO