TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Perlindungan Anak Indonesia menyatakan kasus prostitusi anak yang terjadi di Jakarta dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari permasalahan ekonomi hingga keinginan untuk memenuhi gaya hidup
"Kalau saya melihat ini soal ekonomi ya kemudian gaya hidup," kata Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI, Aris Adi Leksono kepada Tempo, Jumat, 13 Oktober 2023.
Aris mengatakan anak yang memiliki keterbatasan ekonomi kemudian gaya hidup hedon serta pragmatis dan pergaulan yang ingin serba wah dan kekinian menjadi salah satu pemicu anak terjun di dunia gelap. Dia juga menduga adanya eksploitasi ekonomi yang mendasari terjadinya prostitusi anak.
"Atau ada anak korban mengalami eksploitasi ekonomi dalam peraturan pemerintah nomor 78 tahun 2021 tentang perlindungan khusus anak.Itu ada 15 jenis salah satunya ada anak anak korban akibat eksploitasi ekonomi atau anak korban penjualan orang seksualitas semacam ini," tuturnya.
Anak yang sudah terlanjur terjun bakal memperoleh bantuan sesuai UU Nomor 78 tahun 2001 tentang peran lembaga yang memiliki kewajiban memberikan penanganan serta langkah edukasi pencegahan, penanganan, pasca penanganan mulai dari penanganan secara psikologis, penanganan secara klinis serta reintegrasi sosial.
Aris turut menyinggung soal pengendalian media sosial yang kurang. Saat ini anak bisa dengan mudahnya mengakses hal-hal yang berdampak buruk terutama rayuan jejaring sosial soal eksploitasi ekonomi itu.
"Bagaimana membatasi anak ini dalam konteks mengakses media sosial yang mengarah kepada tadi transaksi prostitusi ini juga penting," ujarnya.
KPAI mendorong pengawasan terimplementasi sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 78 tahun 2021. "KPAI memiliki fungsi pengawasan kami mendorong terimplementasinya undang-undang perlindungan anak," tuturnya.
Dia bekerja sama dengan OPD organisasi pemerintah daerah melalui DPPPA (Dinas Pemberdayaan dan Perlindungan Anak), dinas pendidikan serta Kementerian Agama untuk memberikan edukasi soal bahaya pergaulan bebas serta penguatan agama, karakter.
"Penguatan spiritual dan sikap sosial membuat sendirinya membentengi dan memilah mana pergaulan yang baik mana yang tidak baik. Mana lingkungan yang positif, mana lingkungan yang negatif" katanya.
Pilihan Editor: KPAI Desak Kementerian Kominfo Tutup Aplikasi yang Berpotensi Munculkan Prostitusi Anak