TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan kasus cacar monyet atau Monkeypox di Indonesia tidak akan menular sepesat COVID-19.
Ia pun meminta masyarakat Indonesia agar tenang. "Bedanya sama COVID-19 kan ini penularannya lewat seksual, jadi enggak ada sepesat seperti COVID-19 (lewat pernapasan)," kata Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Sabtu, 11 November 2023.
Ia mengatakan Mpox hanya menyebar pada kelompok masyarakat tertentu saja.
Kasus Cacar Monyet di Jakarta Bertambah Lagi, Total Jadi 34
Per Ahad, 12 November 2023, DKI Jakarta menjadi provinsi dengan kasus cacar monyet terbanyak.
"Sudah ada 44 kasus (nasional) dengan detail DKI Jakarta 33 kasus, Banten lima kasus, Jawa Barat lima kasus, Kepulauan Riau satu kasus," kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama, Senin, 13 November 2023.
Merangkum data dari https://surveilans-dinkes.jakarta.go.id, total kasus cacar monyet di Jakarta adalah 34. Satu pasien telah dinyatakan sembuh sejak Agustus 2022. Sementara 33 pasien masih diisolasi di rumah sakit.
Sebanyak 33 orang yang terinfeksi cacar monyet itu berjenis kelamin laki-laki dengan rentang usia 25 sampai 50 tahun. Semuanya bergejala ringan dan tertular dari kontak seksual.
Ngabila mengatakan, pasien Mpox membutuhkan perawatan dua sampai tiga minggu hingga dinyatakan sembuh. Menurut dia, rumah sakit di Ibu Kota masih siap menampung pasien Mpox. "Kapasitas isolasi cukup," ucapnya.
Dinas Kesehatan DKI mencatat ada empat orang suspect atau diduga mengidap gejala cacar monyet per Minggu, 12 November 2023. Dinkes DKI telah memeriksa 111 orang yang kontak erat dengan pasien positif.
Hasil PCR menunjukkan bahwa 111 orang itu negatif cacar monyet. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap sembilan orang yang kontak erat dengan hasil positif, tapi tanpa gejala atau KE asimtomatis.
Jumlah orang yang memiliki riwayat kontak erat dengan pasien Mpox terus bertambah dari sebelumnya hanya 82 orang.
Menkes Minta Masyarakat Berperilaku Hidup Sehat
Data Kemenkes melaporkan kasus konfirmasi Mpox umumnya dialami kelompok masyarakat berorientasi seksual sesama jenis dari kaum laki-laki dengan kondisi penyerta HIV dan sifilis.
Budi mengatakan strategi yang ditempuh pemerintah untuk merespons hal itu, salah satunya dengan menggencarkan promosi kesehatan dengan berperilaku hidup sehat, dan menerapkan protokol kesehatan.
Selain itu Kemenkes menggencarkan vaksinasi Mpox yang kini tersedia sekitar 5.000 dosis melalui kerja sama dengan organisasi sosial yang terlibat dengan kelompok sasaran.
"Ketiga, obatnya sudah ada di rumah sakit. Jadi kalau sakit bisa diberikan obatnya dan alhamdulillah sekarang nggak ada yang fatal," katanya.
Pilihan Editor: Petugas PLN yang Tersetrum Listrik di Jakarta Timur Sedang Melakukan Pekerjaan Ilegal