TEMPO.CO, Depok - Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk lebih menekan angka stunting di Kota Depok ramai diperbincangkan. Program dikritik karena menu yang dinilai tak sebanding dengan standar satuan harga Rp 18 ribu per anak per hari yang dialokasikan.
Program PMT lokal di Kota Depok bahkan sampai membuat mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti turut berkomentar lewat akun media sosialnya. "Apapun untuk kebaikan anak-anak bangsa selalu ada penyunatan. Korupsi sudah dititik menghancurkan kualitas SDM kita untuk masa yang akan datang @jokowi," cuit Susi dikutip Kamis, 16 November 2023.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Mary Liziawati menyatakan menyadari ramai dibincangkan tersebut. Dia berdalih ada kontribusi Kota Depok yang baru pertama kali menyediakan program PMT. Program disebutnya bergulir menggunakan dana insentif dari pemerintah pusat sejak 10 November lalu selama 28 hari ke depan.
Bentuknya adalah enam hari kudapan dan satu hari makanan lengkap yang berulang sepanjang periode itu. Menurut Mary, istilah kudapan yang ada dalam program itu belum dipahami masyarakat secara merata. Kudapan, kata Mary, bukan makanan lengkap, tapi makanan selingan, atau lebih populer, menurut Mary, disebut camilan.
"Sehingga yang diterima dua tahu kukus, dua otak-otak jadi rame, karena selama ini persepsi masyarakat PMT adalah makanan lengkap," kata Mary saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis 16 November 2023.
Ia juga menyampaikan karena persiapan yang singkat dan program tersebut sudah berjalan pada 10 November, sosialisasi belum sampai ke masyarakat mengenai PMT lokal. Meski begitu, Mary menyatakan penyusunan menu telah sesuai dengan Kementerian Kesehatan bahwa setiap makanan kudapan terdapat dua sumber protein hewani: bisa telur dengan ayam, telur dengan ikan, atau telur dengan daging.
"Kami sudah sampaikan menu tidak boleh dikurangi takarannya karena ada nilai gizinya," katanya sambil menambahkan, "Otak-otak yang diberikan bukan otak-otak yang di pinggir jalan."
Kadinkes Depok Mary Liziawati menjelaskan program pemberian makanan tambahan untuk penanganan stunting, Kamis, 16 November 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah
Selain kepada petunjuk teknis Kementerian Sehatan, rujukan juga diklaim dilakukan ke Unicef. "Kami berikan kepada penyedia, sehingga penyedia mengikuti itu. Jadi nilai gizinya sudah sesuai dengan yang kami berikan," kata Mary lagi.
Menurut Mary, Dinas Kesehatan menetapkan standar satuan harganya Rp18 ribu per hari per anak dengan tidak membedakan makanan lengkap dengan kudapan. Seluruhnya ada 9.882 balita setiap hari yang didata sebagai sasaran dan Mary mengaku pihaknya memperhitungkan pula penggunaan kemasan yang tidak sekali pakai untuk mengurangi sampah.
"Kami mengikuti juknis dari Kemenkes standar harga kudapan dan makanan lengkap," katanya. Ditambahkannya, "Kalau kami ke penyedianya ya Rp18 ribu, bagaimana mereka mengolah Rp18 ribu berikut pajak, persentase Mbiz (aplikasi marketplace), distribusi dan kemasan."
Meski begitu, Mary meyakini kudapan otak-otak yang dibagikan sudah sesuai syarat soal protein. "Orang bilang otak-otak seribu rupiah. Tapi yang ini ikan, otak-kotaknya terbuat dari tenggiri dan telur di dalamnya. Mahal," ucap Mary.
Pilihan Editor: Viral Pasukan Brimob ke Rumah Relawan Ganjar di Menteng ternyata Numpang Parkir Saja?