Berawal dari Beli Video Porno
Pada suatu hari di 2018, Shobur berniat membeli video percintaan orang dewasa. "Bayar lima puluh ribu dan saya dipandu masuk ke grup Porn 69. Rupanya itu berisi video-video asusila dengan pemeran anak-anak," kata pria bertinggi 159 sentimeter itu.
Pertama kali video porno itu dia beli dari seorang berinisial H. Namun, karena isinya tak sesuai keinginannya, Shobur uring-uringan. "Saya kata-katai, kesel, tapi saya di grup diam saja, menyimak dan mengikuti Porn 69 itu, " ujarnya.
Karena keseringan nonton video asusila itu, Shobur pun membagikan video dari grup Porn 69 ke sebuah grup Telegram yang dia buat sendiri. Nama grupnya Mr. Po Generation. Grup ini untuk menampung ribuan video yang dia comot dari Porn 69, selain video yang dibuatnya.
Lama kelamaan anggota grup Telegram Mr. Po Generation bertambah. Datang dari dalam dan luar negeri. Pintu masuknya sama, yaitu berawal dari pembelian video porno. "Saya kasih akses semacam member," katanya.
Tak hanya jadi penonton, Shobur juga memproduksi konten pornografi anak dan menjualnya sesuai pesanan. Ada sekitar sepuluh video hasil produksinya bersama tiga orang kru yang ia rekrut; I, J dan T.
Ketiga orang itu seolah-olah menjadi murid Shobur. "Saya gurunya ngajari mereka ambil gambar, merekrut anak-anak, dan mengedit," katanya.
Sobur dan krunya menggunakan sekitar 20 anak sebagai pemain. Video porno anak ini, kata dia, banjir pesanan dari luar negeri seperti Amerika Serikat, Yunani, Philipina dan Eropa. "Komunikasi dengan orang asing saya memakai Google Translate, saya tidak pandai berbahasa Inggris," ujarnya.
Namun, tak semua video porno anak pesanan dari luar negeri dikerjakan Shobur dan timnya. Kadang-kadang ia mengoper pesanan tersebut kepada Handiki Setiawan alias Han Gopay. Meski berbagi pekerjaan, Shobur dan Handiki rupanya tak saling kenal. Mereka menggunakan nama samaran dan terhubung via grup telegram.
Handiki Setiawan saat ini sedang menjalani proses persidangan di Pengadilan Negeri Tangerang. Dia bersama empat orang lain juga menjadi terdakwa kasus pornografi.
Shobur juga membuat akun telegram lain dengan nama Mr. Po. Generation Discussion. Pengikutnya adalah member dari grup Mr. Po, tetapi jumlah pesertanya hanya 30 orang saja. Karena untuk masuk ke sana Shobur mengenakan tarif Rp. 150 ribu. Di antara anggotanya adalah T, J dan T.
Selanjutnya: Kepala lapas khawatir Shobur di-bully tahanan lain