Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Jurnalis di Halmahera yang Dianiaya Tiga Prajurit TNI AL: Jangan Bunuh, Anak Saya Masih Kecil

image-gnews
Ilustrasi tawuran/perkelahian pelajar/kekerasan di sekolah. Shutterstock
Ilustrasi tawuran/perkelahian pelajar/kekerasan di sekolah. Shutterstock
Iklan

"Tanpa omong, saya langsung ditendang, diinjak, ditonjok," tutur Sukandi, mengenang aksi kekerasan kepada dirinya. Saat tubuhnya terguling di lantai, ia kehabisan tenaga untuk bisa berdiri. "Saya sudah tak bisa lihat lagi. Saya dipukul terus-menerus. Saya minta ampun."

Brutalisme itu bermula dari berita TNI AL menangkap kapal pengangkut bahan bakar minyak di laut Halmahera Timur pada Rabu malam, 20 Maret 2024 yang ditulis Sukandi.

Kapal itu berisi BBM jenis Dexlite 20.400 liter dan 395.000 liter minyak tanah. "Alasan penahanan itu karena ada dokumen dan perlengkapan berlayar tidak lengkap," kata Sukandi menceritakan informasi yang dia terima. 

Kapal pengangkut Dexlite dan minyak tanah ini bernama SPOB Rimas. Kapal itu ditahan oleh TNI AL yang berpatroli dengan KRI Madidihang-855 milik Kaormada III TNI AL—bermarkas di Sorong, Papua Barat.

Kapal pengangkut minyak Polairud Polda Maluku Utara ini diseret ke Pelabuhan Perikanan Panambuang. Setelah Sukandi menerima informasi dengan sejumlah dokumen, dia langsung mencari tahu kabar itu. 

Bahkan dia dan dua rekan wartawan lain, Abdillah dan Taslim menuju Ternate untuk mengkonfirmasi adanya penangkapan Kapal Rimas.

Menurut dia, semua sumber dari Polairud, Pertamina, Syahbandar, Angkatan Laut, hingga Mualim I Kapal Rimas, sudah dimintai konfirmasi. Termasuk Miftahudin yang belakangan memukul, menendang, dan mengancam membunuh Sukandi.

Sukandi Diancam Dibunuh

Saat Sukandi meminta ampun, dua tentara ini menghentikan kekerasannya. Namun, Miftahudin, tutur dia, malah mencabut pistol yang tersimpan di bagian belakang badannya.

Sukandi bercerita, pistol itu sudah dibawa Miftahudin saat menjemput dirinya di rumah. "Sebelum cabut pistol, dia bilang pokoknya hari ini saya bunuh kamu," ujar wartawan kelahiran Juni 1988 itu mengingat ancaman prajurit TNI AL tersebut.

Pistol itu dikokang empat kali. Setelah itu Miftahudin meletakkan senapan api di atas meja. Dia membongkar-bongkar pistol itu sambil berbicara kepada Sukandi. "Apa pun itu, hari ini saya bunuh kamu. Habis bunuh kamu, saya bunuh anak-istri kamu di rumah," ujar Miftahudin mengancam, ditirukan Sukandi.

Pria yang tergeletak di lantai dengan celana penuh kotoran dari pantat, semakin panik mendengar intimidasi tentara itu. Terutama anak dan istri diancam akan dihabisi. "Najis itu sudah keluar penuh celana karena saya tak bisa menahan kesakitan," ucap dia.

Saat melihat Miftahudin masih membongkar pistol, Sukandi berdiri dan lari turun dari lantai dua. Namun, dari dalam dia mendengar bunyi tembakan. Bunyi tembakan itu mengagetkan warga lain. Satu per satu mulai berdatangan. "Kalau di Desa Panambuang tanya soal ini, pasti semua warga cerita," ucap dia.

Bunyi senapan membuatnya terkejut, lalu tubuhnya roboh ke tanah. Sukandi berdiri, ia mau berlari sekali lagi. Namun, seorang perempuan berteriak. "Nyong, jangan lari lagi," ucapan itu masih sempat didengar Sukandi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari markas berdinding papan ini, Miftahudin muncul dengan menenteng pistol. "Jangan lari! Lari saya tembak kapalamu," ucap Sukandi mengingat teriakan dan gelogok Miftahudin.

Dia pun kembali ditangkap. Diseret naik ke lantai dua, tempat awal dia dianiaya. Penganiayaan kepada Sukandi kembali berlanjut. "Saat itu saya tak tahu berapa kali saya dipukul. Karena berulang-kali," ujarnya.

Idham muncul. Kali ini membawa selang plastik dan mencambukkannya ke punggung Sukandi sekitar lima kali. Sukandi menjerit. Idham menyerahkan selang itu ke anggota lainnya, Aris. Atas perintah Miftahudin, Aris menghajar punggung lelaki itu berkali-kali. "Punggung saya sampai hancur karena Aris yang cambuk."

Saat ancaman membunuh diulang Miftahudin, Sukandi langsung pasrah. Dia memohon supaya tiga tentara itu berhenti melukai tubuhnya. "Kaka, saya minta tolong jangan pukul saya. Jangan bunuh saya. Anak-anak saya masih kecil," tutur Sukandi, ayah beranak empat ini. Dua anak lainnya, Putri (18) dan Fandri (15) tinggal di rumah kakek-nenek mereka.

Berikutnya: Sukdandi diminta berhenti sebagai jurnalis...

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ragam Pendapat Soal Implikasi RUU Penyiaran terhadap Kebebasan Pers

10 jam lalu

Ilustrasi jurnalis, jurnalisme, wartawan, dan reporter. TEMPO/Imam Yunianto
Ragam Pendapat Soal Implikasi RUU Penyiaran terhadap Kebebasan Pers

Pakar mengingatkan konsekuensi hukum dari RUU Penyiaran, yang dapat meningkatkan risiko kriminalisasi terhadap jurnalis.


Catatan Jual-Beli Amunisi Anggota TNI-Polri dan KKB di Papua

1 hari lalu

Puluhan amunisi milik Polres Paniai saat hendak dibawa ke Pospol 99 Distrik Baya Biru yang sempat diamankan petugas di bandara Nabire, Papua, Sabtu  19 Mei 2024. ANTARA/HO-Polres Nabire
Catatan Jual-Beli Amunisi Anggota TNI-Polri dan KKB di Papua

Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Faizal Ramadhani akui ada anggota TNI-Polri jual amunisi ke KKB. Berikut beberapa kasusnya.


Gunung Ibu Meletus Lagi, Semburan Abu Kelabu Menyundul Ketinggian 5.000 Meter

2 hari lalu

Kolom abu vulkanik membumbung kurang lebih lima ribu meter dari puncak Gunung Ibu di Maluku Utara, Indonesia, pada Senin (13/5/2024). (ANTARA/HO-PVMBG)
Gunung Ibu Meletus Lagi, Semburan Abu Kelabu Menyundul Ketinggian 5.000 Meter

Gunung Ibu di Maluku Utara kembali erupsi siang ini, pukul 13.54 WIT dengan muntahan kolom abu teramati setinggi 5.000 meter di atas puncak kawah.


Marinir Amerika Serikat dan TNI AL Latihan Militer Bersama CARAT

2 hari lalu

Prajurit Korps Marinir TNI AL bersama United States Marines Corps (USMC) melakukan pergerakan menuju sasaran pertahanan musuh pada Latihan Bersama (Latma) Cooperation Afloat Readiness And Training (CARAT) di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Marinir 5 Baluran, Karang Tekok, Situbondo, Jawa Timur, Selasa 20 Desember 2022. Latihan bersama Marinir Indonesia-Amerika dalam merebut daerah kekuasaan musuh menggunakan teknik Kerja Sama Infanteri Tank (KSIT) itu selain untuk menyamakan persepsi juga berbagi teknik dan taktik pertempuran. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Marinir Amerika Serikat dan TNI AL Latihan Militer Bersama CARAT

Marinir Amerika Serikat dan TNI AL memulai latihan militer bersama bernama Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) Indonesia 2024


TNI AL Terjunkan Anggota Bantu Evakuasi Korban Banjir Bandang di Sumatera Barat

4 hari lalu

Operator mengoperasikan alat berat saat pencarian korban banjir bandang di Jorong Galuang, Nagari Sungai Pua, Agam, Sumatera Barat, Senin 13 Mei 2024. BNPB merilis penambahan korban akibat banjir bandang yang menerjang sejumlah daerah di kaki Gunung Marapi itu menjadi 41 orang meninggal dunia, sementara terdapat dua korban masih dalam pencarian di lokasi itu. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
TNI AL Terjunkan Anggota Bantu Evakuasi Korban Banjir Bandang di Sumatera Barat

TNI AL membantu pencarian dan penyelamatan korban bencana banjir bandang lahar dingin di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.


Whistleblower Israel Ungkap Penyiksaan Tahanan Palestina dari Gaza di Penjara Negev

6 hari lalu

Militan Palestina Zakaria Zubeidi dan Mahmoud al-Arda berhasil ditangkap setelah melarikan diri dari penjara Gilboa bersama dengan empat militan Palestina lainnya, di desa Israel Umm Al Ghanam, Israel 11 September 2021. Kelompok milisi di Palestina, di mana kedua buron berasal, menyatakan bakal ada balas dendam atas ditangkapnya lagi anggota mereka.  Israeli Police/Handout via REUTERS
Whistleblower Israel Ungkap Penyiksaan Tahanan Palestina dari Gaza di Penjara Negev

Para pengungkap fakta atau whistleblower Israel mengungkapkan kondisi tahanan Palestina di sebuah pangkalan militer yang digunakan sebagai penjara


Tepat Dua Tahun Lalu, Jurnalis Shireen Abu Akleh Tewas Ditembak Tentara Israel

6 hari lalu

Jurnalis Al Jazeera reporter Shireen Abu Akleh. REUTERS
Tepat Dua Tahun Lalu, Jurnalis Shireen Abu Akleh Tewas Ditembak Tentara Israel

Israel dikenal kerap membunuh jurnalis, salah satu yang menyita perhatian dunia adalah Shireen Abu Alkeh, wartawati Al Jazeera.


Sederet Kasus Anggota TNI Bunuh Warga Sipil, Terakhir Terjadi di Nias dan Makassar

10 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan menggunakan pistol. Ilustrasi : Tempo/Indra Fauzi
Sederet Kasus Anggota TNI Bunuh Warga Sipil, Terakhir Terjadi di Nias dan Makassar

Berikut sederet kejadian anggota TNI bunuh warga sipil. Terakhir Kopti SB personel TNI AL menembak pemuda RS, umur 18 tahun, di Kota Makassar.


Nany Afrida dan Bayu Wardhana Terpilih Jadi Ketua dan Sekjen AJI Periode 2024-2027

10 hari lalu

Nany Afrida dan Bayu Wardhana terpilih menjadi Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal AJI periode 2024-2027. Istimewa
Nany Afrida dan Bayu Wardhana Terpilih Jadi Ketua dan Sekjen AJI Periode 2024-2027

Nany Afrida dan Bayu Wardhana terpilih menjadi Ketua dan Sekjen AJI yang baru dalam Kongres XII AJI.


Tak Hanya Beredel, Israel Pernah Serang Jurnalis Al Jazeera dan Keluarganya

11 hari lalu

Jurnalis Al Jazeera reporter Shireen Abu Akleh. REUTERS
Tak Hanya Beredel, Israel Pernah Serang Jurnalis Al Jazeera dan Keluarganya

Selain berulang kali menyerukan penutupan Al Jazeera, Israel tercatat berulang kali menyerang wartawan Aljazeera dan keluarganya.