TEMPO Interaktif, Tangerang - Pemerintah Kota tangerang Selatan berjanji akan memberikan tempat tinggal yang representatif dan memadai bagi para korban Situ Gintung. Tempat tinggal berupa Rumah Susun Sewa (Rusunawa) yang kini sedang dibangun akan dijadikan tempat tinggal terpadu bagi korban tragedi jebolnya tanggul waduk peninggalan colonial Belanda itu. ”Disekitar Rusunawa itu akan dibangun sekolah, pusat layanan kesehatan dan infrastruktur yang baik,” ujar Asisten Daerah I Kota Tangerang Selatan, Ahadi, Selasa (14/7) hari ini.
Rusunawa yang ditargetkan selesai sebelum akhir tahun ini memang akan diperuntukkan bagi para korban bencana situ Gintung yang kehilangan tempat tinggal dan kini masih tinggal dipengungsian. Menurut Ahadi, pemerintah sengaja membangun konsep tempat tinggal terpadu itu untuk membantu para korban memulai dan menata kembali hidup mereka yang banyak kehilangan saudara maupun hartanya.
Rusunawa yang dibangun diatas lahan seluas 4,5 hektar di Kelurahan Serua, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan itu dibangun dengan anggaran sebesar Rp 5 Milyar dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga Kota Tangerang Selatan Eddy Adolf Nicholas Malonda mengatakan pembangunan Rusunawa kini sedang dalam tahap konstruksi.” Enam bulan selesai,”katanya.
Rusunawa yang terdiri dari 96 kamar tersebut dibangun diatas lahan milik Pemerintah Kota Tangerang Selatan di samping Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Ciputat.Menurut Malonda, Pemerintah tidak perlu susah payah membebaskan lahannya karena lahan tersebut merupakan lahan kosong, lapangan bola dan kebun pisang.
Bangunan yang terletak di Jalan Aster, Serua, Ciputat tersebut berupa gedung empat lantai yang terbagi dalam dua unit yang berbentuk menara kembar. Menurut dia, Rusunawa tersebut nantinya akan dikelola oleh pemerintah daerah dengan system sewa. Dari 96 kamar yang disediakan, menurut Malonda, itu dipriorataskan bagi korban Situ Gintung yang kehilangan rumah dan harta bendanya setelah diterjang oleh air bah karena jelolnya tanggul Situ peninggalan Pemerintah Belanda tersebut 27 Maret lalu.
Tragedi itu menyebabkan 100 orang tewas, ratusan lainnya hilang dan 300 lebih rumah warga hancur serta 1000 jiwa harus mengungsi. Para korban diungsikan di Wisma Kertamukti dan sebagian dikontrakkan, ada pula yang mengontrak sendiri.
JONIANSYAH