Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Nenek 69 Tahun Dimasukkan ke dalam Bus oleh 6 Polwan Saat Pengosongan Kampung Susun Bayam

image-gnews
Warga eks Kampung Susun Bayam, Nuriyati, 69 tahun, menceritakan dirinya ditangkap enam polisi wanita dan sembunyikan di sebuah bis, Selasa, 21 Mei 2024. Dia diangkut diam-diam saat anggota keamanan memaksa warga tinggalkan kampung susun di Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara. TEMPO/Ihsan Reliubun
Warga eks Kampung Susun Bayam, Nuriyati, 69 tahun, menceritakan dirinya ditangkap enam polisi wanita dan sembunyikan di sebuah bis, Selasa, 21 Mei 2024. Dia diangkut diam-diam saat anggota keamanan memaksa warga tinggalkan kampung susun di Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara. TEMPO/Ihsan Reliubun
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perempuan lanjut usia, Nuriyati, 69 tahun, ikut menghadang petugas keamanan yang didatangkan PT Jakarta Propertindo untuk mengusir warga Kampung Susun Bayam di sisi utara Jakarta International Stadium (JIS), Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Saat anggota sekuriti memasuki rumah susun, dia bersama warga ikut menghadang.

"Saya lihat mereka main keroyokan. Saya cegat polisi yang gendut, saya tarik kancingnya sampai sobek semua," tutur Nuriyati, menceritakan peristiwa pemindahan paksa warga pada Selasa, 21 April 2024.

Melihat reaksi Nuriyati, seorang anggota polisi wanita mendekat. Saat warga terdorong ke belakang, polisi itu langsung menahannya. Nuriyati ditarik dari kerumunan massa. Ia sempat membentak polisi itu. "Langsung dia panggil temannya, 'Ibu... ibu..., amanin.' Saya enggak bisa ngelawan lagi kan," ucap perempuan itu.

Dia langsung dibawa menjauh dari keriuhan saling dorong antara warga dan petugas keamanan. "Kaki dan tangan, kanan-kiri dipegang semua, saya diangkat, digotong," ucap Nuriyati sembari mengangkat kedua kaki dan tangannya ke atas.

Menurut dia, saat diamankan itu tak ada satu pun yang tahu. Dia berteriak berkali-kali. Teriakan itu tak didengar warga lain. "Saya mau dibawa ke mana?" Namun teriakan itu tak digubris. Enam polisi itu terus menggotong tubuh Nuriyati ke sebuah bus. "Ayo, ibu mau diamankan," kata Nuriyati, mengenang kata-kata polisi wanita itu. 

Di depan pintu bus, Nuriyati itu menolak masuk. Tubuhnya didorong ke dalam. Tapi tangan Nuriyati mencengkeram ujung pintu bus. "Ayo bu, naik!" kata anggota polisi itu. Sesaat kemudian tubuh Nuriyati dimasukkan ke dalam mobil panjang berwarna ungu. Ketika itu buss dan truk parkir di dalam halaman JIS. TNI, Polri, dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), satpam, ada di area itu.

Sekitar 08.45 WIB, sekelompok orang tiba-tiba muncul di halaman Kampung Susun Bayam. Seorang pria dengan menggenggam megafon berteriak. "Diimbau kepada warga, 30 menit semua sudah keluar," kata Taufik Rahman, Selasa, 21 Mei 2024. Warga yang menempati lantai dua tersentak. Mereka pun turun. Saat itu petugas keamanan mendesak masuk. Tapi mereka dihadang warga.

Situasi ricuh ini membuat Nuriyati diboyong diam-diam. "Kayak gotong binatang," kata Nur Halima, 31 tahun. Perempuan dua anak ini merupakan putri bontot Nuriyati—dan adik Taufik. Saat itu Nuriyati yang bertubuh kurus itu dibawa enam polisi di dalam bus. Lalu dijaga seorang perempuan anggota Satpol PP.

Saat di dalam mobil itu, ia terus meelontarkan protes. "Saya bilang, saya ini bukan pencuri, bukan perampok. Saya ini membela hak saya. Ketua saya aja sudah mau dua bulan sampai sekarang ditahan belum keluar," ujar Nuriyati. 

Yang dimaksud ketua adalah Muhammad Furqon, Ketua Kelompok Petani Kampung Bayam Madani. Putra Nuriyati itu ditahan sejak 2 April lalu. Dia dipenjara setelah dilaporkan Jakpro pada Desember 2023. Salah satu tuduhan kepada Furqon adalah menempati kampung susun itu tanpa izin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Iya sudah, Bu. Tenang... tenang...," kata Nuriyati, menirukan ucapan petugas yang mengawasinya di dalam kendaraan itu. Tiba-tiba seorang anggota polisi bertanya alasan Furqon ditahan. Saat itu Nuriyati menyemprot para petugas itu. "Malah nanya masalahnya apa?"

Saat itu, Nuriyati menerangkan bahwa dia bergabung di tengah warga menghadang para petugas masuk rumah susun sebagai upaya membela hak warga yang seharusnya menempati bangunan itu. Dia juga meminta dikeluarkan mengingat anak dan cucunya masih berada di dalam bangunan itu.

Namun suara Nuriyati tak digubris. "Nanti cucunya dibawa ke sini," ucap anggota pamong praja, seperti ditirukan Nuriyati.

Saat insiden saling dorong berangsur berhenti, dia berjalan menuju lantai dua. Sebelum naik tangga, dia melihat kiri-kanan sembari mencari mamanya. Namun seseorang di situ memberitahu bahwa Nuriyati digotong polisi ke bus. "Katanya dibawa ke mobil ambulans, saya cari. Saya pikir ibu saya pingsan," kata Nur dengan wajah berkeringat.

Dia dan beberapa orang menuju mobil ambulans di halaman JIS. "Saya tanya bapak-bapak polisi, lihat enggak ibu saya, yang tadi memakai baju hijau di sini?" ujar dia. Anggota polisi menjawab tak tahu. Dia menuju satu mobil ambulans lain. Tak ada. Dia berpindah ke mobil lain. Pada sebuah bus berwarna ungu, wajah Nuriyati tampak.

Di bus itu Nur menggedor-gedor dindingnya. Dia berteriak kepada penjaga di dalam kendaraan itu supaya mamanya diturunkan. "Keluarin ibu saya, kenapa kamu bawa ibu saya?" ucap dia. Saat itulah Nuriyati kembali bergabung dengan anak, cucu, dan warga lainnya.

Nuriyati menuturkan, saat ditangkap dan dibawa ke dalam bus, tubuhnya mulai lemas. "Jadi saya enggak bisa berkutik. Udah enggak ada daya. Sambil saya bilang, astagfirullah, tolong bantu saya, ya Allah," ucap Nuriyati, mengingat sepenggal peristiwa pengosongan Kampung Susun Bayam. Hingga akhirnya Nur muncul, Nuriyati bisa keluar dari bus.

Pilihan Editor: Seorang Anak jadi Korban Persetubuhan Ayah Kandung, Hotman Paris Imbau Kemen PPA Bantu Pengobatan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Polisi Terpapar Judi Online, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Saran Polri Periksa Rutin Ponsel Anggotanya

1 hari lalu

Ilustrasi Judi Online (Tempo)
Polisi Terpapar Judi Online, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Saran Polri Periksa Rutin Ponsel Anggotanya

Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman, meminta Polri agar rutin memeriksa gawai anggotanya demi mencegah praktik judi online.


Penegakan Hukum Judi Online Belum Serius, Pengamat: Hanya di Konsumen Level Bawah

1 hari lalu

Ilustrasi judi online.
Penegakan Hukum Judi Online Belum Serius, Pengamat: Hanya di Konsumen Level Bawah

"Terbukti, bandar-bandar besar belum ditangkapi, platform konten judi online juga masih terang-terangan di media online," kata pengamat Kepolisian.


Komnas HAM Papua Nilai Tindakan OPM Membakar Warga Paniai Tidak Manusiawi

2 hari lalu

Pasukan TPNPB-OPM menyiapkan prosesi pembakaran mayat Detius Kogoya, personil Komando Daerah Pertahanan (Kodap) VIII Intan Jaya. Detius tewas setelah baku tembak dalam penyerangan di Kampung Madi, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Papua Tengah, pada 21 dan 22 Mei 2024. Dalam penyerangan itu kelompok bersenjata ini membakar 12 bilik kios dan sejumlah bangunan sekolah. Dok. Istimewa
Komnas HAM Papua Nilai Tindakan OPM Membakar Warga Paniai Tidak Manusiawi

Komnas HAM Papua juga mendesak OPM di seluruh wilayah tanah Papua agar menghormati nilai-nilai dan prinsip hak asasi manusia.


Kisah Ayat Suci, Pemuda Aceh Barat Ikut Tes Tamtama Polri dengan Sepatu Robek

2 hari lalu

Seorang calon siswa (casis) bernama Ayat Suci asal Kabupaten Aceh Barat bersemangat mengikuti tes tamtama Polri tahun anggaran 2024, walaupun harus mengikuti tes dengan memakai sepatu bekas dan sobek. Foto: Polda Aceh
Kisah Ayat Suci, Pemuda Aceh Barat Ikut Tes Tamtama Polri dengan Sepatu Robek

Calon siswa asal Kabupaten Aceh Barat mengenakan sepatu koyak atau robek saat mengikuti tes Tamtama Polri 2024 di Polda Aceh.


Deretan Kasus Anggota TNI-Polri Terseret Judi Online, Terbaru Perwira TNI Gelapkan Dana Satuan Rp 876 Juta

2 hari lalu

Drone Emprit mencatat jumlah pemain judi online di Indonesia mencapai 201.122 orang. Lantas, apa penyebab orang senang main judi online? Foto: Canva
Deretan Kasus Anggota TNI-Polri Terseret Judi Online, Terbaru Perwira TNI Gelapkan Dana Satuan Rp 876 Juta

Aparat penegak hukum seperti TNI dan Polri yang terlibat judi online pun menjamur beberapa waktu terakhir.


Polwan Bakar Suami karena Pakai Gaji ke-13 untuk Judi Online, Berapa Gaji Pokok Polisi?

3 hari lalu

Ilustrasi Judi Online (Tempo)
Polwan Bakar Suami karena Pakai Gaji ke-13 untuk Judi Online, Berapa Gaji Pokok Polisi?

Berikut daftar lengkap gaji pokok polisi terbaru yang mengalami kenaikan sejak Januari 2024.


Polwan yang Bakar Suaminya karena Judi Online Ditahan, Bagaimana Nasib Ketiga Anaknya?

3 hari lalu

Anggota Polres Jombang Briptu Rian Dwi Wicaksono yang meninggal dunia akibat dibakar istrinya yang juga anggota Polwan. ANTARA/HO-Polres Jombang
Polwan yang Bakar Suaminya karena Judi Online Ditahan, Bagaimana Nasib Ketiga Anaknya?

Polwan yang bakar suaminya karena judi online akan mendapat hak khusus sesuai undang-undang dengan ditempatkan di pusat pelayanan terpadu Polda Jatim.


Komisi III DPR Setujui Usulan Kenaikan Anggaran Polri Jadi Rp 165,31 Triliun

4 hari lalu

Wakapolri Komjen Pol Agus Andrianto (tengah) berbincang dengan Kapolda Sumsel Irjen Pol A Rachmad Wibowo (kiri) dan Kabiddokkes Polda Sumatera Selatan Kombes Pol Syamsul Bahar (kedua kanan) saat meninjau pelaksanaan bakti kesehatan Polri Presisi untuk Negeri di Dinning Hall Jakabaring Sport City (JSC), Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan 9 November 2023. Bakti kesehatan yang diikuti 1.500 orang tersebut sebagai bentuk dukungan Polri dalam membantu masyarakat kurang mampu di Sumatera Selatan. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Komisi III DPR Setujui Usulan Kenaikan Anggaran Polri Jadi Rp 165,31 Triliun

Diketahui, pagu indikatif tahun anggaran 2025 untuk Polri awalnya adalah sebesar Rp 104,67 triliun. Polri usul agar naik jadi Rp 165,98 triliun.


Top 3 Hukum: Polwan Briptu Fadhilatun Sempat Ancam Bakar Anaknya, Isi Buku Catatan Hasto PDIP yang Disita Penyidik KPK

4 hari lalu

Anggota Polres Jombang Briptu Rian Dwi Wicaksono yang meninggal dunia akibat dibakar istrinya yang juga anggota Polwan. ANTARA/HO-Polres Jombang
Top 3 Hukum: Polwan Briptu Fadhilatun Sempat Ancam Bakar Anaknya, Isi Buku Catatan Hasto PDIP yang Disita Penyidik KPK

Polwan Briptu Fadhilatun melontarkan ancaman agar suaminya yang bertugas di Polres Jombang, pulang ke rumah mereka di Mojokerto.


Kementerian dan Lembaga Minta Tambahan Anggaran untuk Pindah ke IKN, Siapa Saja Mereka?

5 hari lalu

Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers usai meninjau lokasi Upacara HUT ke-79 RI di IKN, Kalimantan Timur, Rabu 5 Juni 2024. ANTARA/Dokumentasi Pribadi
Kementerian dan Lembaga Minta Tambahan Anggaran untuk Pindah ke IKN, Siapa Saja Mereka?

Sejumlah kementerian dan lembaga mengajukan tambahan anggaran untuk 2025, di antaranya untuk biaya pindah ke Ibu Kota Nusantara atau IKN.