Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri Brigjen Pol Mukti Juharsa mengungkap Chaowalit Thongduang alias Pang Na-Node alias Sulaiman sempat melarikan diri ke India. Tetapi, ia kemudian memilih Indonesia sebagai tempat persembunyiannya. Chaowalit menyeberang ke Indonesia menggunakan jalur laut, sampai tiba di wilayah Aceh, Indonesia.
“Dari Thailand ke India dulu. Baru ke Aceh,” kata Mukti kepada wartawan, Minggu, 2 Juni 2024.
Menurut Mukti, Indonesia dipilih sebagai tempat persembunyian oleh Chaowalit lantaran alasan wajah. Di India, ia terlihat mencolok lantaran air mukanya tidak familiar dengan wajah-wajah orang India. Di Indonesia, Chaowalit dapat menyaru di antara warga lokal lantaran wajah orang Indonesia dan Thailand cenderung mirip.
“Karena mukanya di India tidak sama dengan muka dia,” kata Mukti.
Sesampainya di Indonesia, Chaowalit mengganti identitas dengan nama Sulaiman. Selama berada di Indonesia, ia turut dibantu delapan WNI yang sampai saat ini masih dalam pencarian polisi. Delapan orang tersebut di antaranya berprofesi sebagai driver ojek online, sopir taksi, agen pengiriman uang, hingga pemilik travel. Dimana mereka turut membantu proses pelarian Chaowalit Thongduang sampai akhirnya ditangkap di Bali.
“Delapan orang tersebut ada yang berprofesi sebagai driver ojek online, sopir taksi, agen pengiriman uang, pemilik jasa sewa kapal, dan juga teman buronan selama dalam pelarian di Indonesia,” ucap Kabareskrim Polri, Komjen Pol Wahyu Widada.
Chaowalit pernah bunuh polisi dan tembak hakim
Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri Inspektur Jenderal Krishna Murti mengatakan Chaowalit pernah membunuh polisi hingga menembak anggota kehakiman. Krihsna menjelaskan, Chaowalit sebenarnya sudah ditangkap di Thailand. Namun, dia melarikan diri dari lapas dan selama tujuh bulan berada di Indonesia. Chaowalit menjadi tekanan bagi aparatur penegak hukum di Thailand.
“Betapa seriusnya tersangka yang dihadapi (Chaowalit), gangster kelas satu. Dia melarikan diri dari lapas selama 7 bulan dan berada di Indonesia. Dia pernah membunuh polisi dan menembak anggota kehakiman,” ujar Krishna saat konferensi pers di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, pada Ahad, 2 Juni 2024.
Karena itu, kata Krishna, pada saat penangkapan pihaknya meminta seluruh tim kepolisian yang bertugas untuk berhati-hati. Pasalnya, Chaowalit merupakan buronan nomor satu di Thailand dan apapun bisa terjadi. Pada saat penangkapan, Chaowalit sempat melakukan perlawanan. Namun, Polri berhasil mengatasi tanpa menimbulkan cedera apapun baik dari Chaowalit maupun anggota Polri.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Secretary General of The Office of Narcotics Control Board Thailand, POL. LT. GEN. Phanurat Lukboon, menyebut, selain pembunuh, Chaowalit merupakan bandar narkoba yang terlibat dalam jaringan pengedar narkoba internasional. Dia menyebut, Chaowalit juga mengedarkan narkoba hingga Indonesia.
Selanjutnya: Penangkapan Chaowalit