Menurut ayah Torik, Romi Dona, 24 tahun, Torik dijadwalkan menjalani CT Scan pada 24 Februari mendatang. Romi menyatakan akan tetap bertahan di masjid dengan Torik dan keluarganya. "Saya berasal dari Cilegon. Kalau harus bolak-balik kasihan bayinya," ujar dia saat ditemui wartawan di Masjid Asysyifa, Jalan Kimia, Menteng, Senin (15/2).
Romi yang menggunakan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) juga sempat meminta proses CT Scan dimajukan namun ditolak pihak rumah sakit. "Untuk mendapatkan persetujuannya saja perlu waktu satu minggu," kata Romi.
Menurut Kepala Bagian Pemasaran dan Humas Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, A. Antaria, pihak rumah sakit tidak pernah mempersulit pasien, namun semua telah terjadwalkan. Pihak rumah sakit memang telah menjadwalkan proses CT Scan 24 Februari 2010. "Ini bukan kasus emergency, jadi harus mengantre seperti yang lain," ujar dia saat ditemui di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Senin (15/2).
Selain itu, Antaria juga menyatakan pihak rumah sakit tidak melihat adanya indikasi untuk perawatan, karena itu Torik tidak dirujuk untuk menginap di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Hidrocephalus pada dasarnya, lanjut Antaria, adalah adanya kelebihan cairan di kepala.
Antaria menyatakan bila tidak ditangani segera maka kepala bayi akan terus membesar. Setelah menjalani scan, lanjut Antaria, baru akan ditentukan operasinya. Namun, menurut Antaria, harus menjalani prosedural seperti periksa darah, kondisi badan, dan adanya infeksi atau tidak. "Makanya jadwal pastinya untuk operasi belum bisa ditentukan," kata dia.
MUTIA RESTY