"Sebab, selain peristiwa serupa sering terjadi, selama ini tidak pernah didahului pemberitahuan dari mereka (Aetra)," kata Trio (35), Ketua RT 04, saat ditemui di rumahnya, di Jakarta, siang ini.
Menurutnya, matinya aliran air dari Aetra, operator Perusahaan Air Minum Jakarta Raya (PAM Jaya), sudah terjadi berkali-kali dalam kurun lebih dari lima tahun. "Sebab itu banyak warga mengeluh, dan menolak membayar tagihan," ujar dia.
Kali ini, kejadian matinya aliran air itu terjadi di tujuh rukun tetangga, RT 01-07 di RW 11, Asrama PJKA-POLRI, Pela-pela, Tanjung Priok. Peristiwa tersebut sudah terjadi antara dua minggu hingga dua bulan belakangan.
"Tiap-tiap RT dan warga, waktu terjadinya bervariasi," kata Trio. "Kalau di wilayah saya, air PAM sudah mati hampir dua minggu."
Selama aliran air PAM mati, kebutuhan air di rumah-rumah warga RT 04 dipenuhi dari sumur umum yang terletak sekitar 50 meter dari rumah Ketua RT 04. Padahal air dari sumur berdiameter sekitar 50 sentimeter dengan kedalaman dari bibir sumur hingga permukaan air sekitar dua meter ini berwarna agak keruh.
WAHYUDIN FAHMI