TEMPO Interaktif, Bekasi-Lokasi patung tiga mojang di Kota Harapan Indah yang dibongkar, Sabtu (18/6) lalu, diusulkan diganti patung KH. Noer Ali, pejuang nasional lahir di Bekasi pada 1914.
Wakil Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, mengatakan Noer Ali mewakili nilai dan semangat pembangunan masyarakan dan Kota Bekasi. "Religius dan patriotisme," kata Rahmat siang ini. Noer Ali, salah satu tokoh kemerdekaan Republik Indonesia dari penjajahan Belanda.
Perannya muncul ketika terjadi agresi militer pada 1947, sebagai Komandan Markas Pusat Hisbullah-Sabilillah Jakarta Raya, Noer Ali bergerilya menyerang pos-pos Belanda. Dia kemudian dijuluki 'Singa Karawang-Bekasi'.
Menurut Rahmat, nilai historis yang dimiliki KH Noer Ali itulah yang menjadi pertimbangan Pemerintah Daerah untuk mengabadikannya di pintu masuk Kota Harapan Indah, menggantikan patung tiga mojang.
Alternatif lain, Rahmat melanjutkan, lokasi patung bisa didirikan monumen Piala Adipura, sebagai penghargaan kota bersih yang baru diraih tahun ini. "Monumen Adipura juga bisa, sehingga tidak menghilangkan nilai kemodernan," katanya.
Sejarawan Bekasi Ali Anwar, menyambut gembira usulan mengganti patung tiga mojang dengan patung KH Noer Ali. Meski demikian, kata Ali Anwar, tetap harus didiskusikan dengan beberapa kelompok ulama, budayawan, sejarawan, seniman, lembaga swadaya masyarakat, penjuang, dan pemerintah."Kalau semua setuju bisa dilaksanakan, kalau tidak cari alternatif lain," imbuhnya.
Patung tiga mojang karya pemahat asal Bali Noman Nuarta, dibongkar Pemerintah Kota Bekasi karena tidak berisin.Selain itu, muncul desakan kuat dari berbagai elemen masyarakat, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bekasi yang menilai patung yang menampilkan tiga perempuan berpakaian seksi itu seronok. Patung tersebut terbuat dari tembaga, bernilai Rp 5 miliar.
HAMLUDDIN