TEMPO Interaktif, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengklaim terjadi penurunan penambahan jumlah penduduk ke DKI Jakarta setiap tahunnya. Hal ini disebabkan semakin banyak penduduk diluar Jakarta yang memahami peraturan dan ketentuan kependudukan yang berlaku di DKI Jakarta sehingga mengerem kedatangannya ke Ibu Kota ini.
“Buktinya ini terlihat dari jumlah penduduk yang bertambah setiap tahunnya setelah lebaran trennya menurun,” kata Fauzi Bowo, Jumat (3/9).
Fauzi menjelaskan bahwa berdasarkan data yang dihimpunnya penurunan pendatang baru tahun 2009 mengalami peningkatan yaitu 21, 38 persen, sedangkan penurunan pendatang baru tahun 2008 hanya sebesar 19, 29 persen. Pada tahun 2009 dari 3,06 juta yang mudik sebanyak 3,13 juta yang kembali datang, ini berarti jumlah pendatang baru ke Jakarta sebesar 69 ribu orang. Jika dibandingan tahun 2008 jumlah pemudik 2,8 juta orang dan orang kembali sebanyak 2,91 juta sehingga jumlah pendatangnya 88 ribu orang.
Fauzi mengharapkan agar terjadi penurunan pendatang baru juga di beberapa kota sekitar Jakarta seperti Bogor, Bekasi, dan Tangerang. Karena menurutnya sebagai daerah penyangga jika kota-kota tersebut mengalami penambahan pendatang baru dan tetap beraktivitas di Jakarta maka beban Jakarta tidak berkurang.
“Dari angka statistik memang jumlah penduduk Jakarta 9,6 juta masih dibawah range yang diperkirakan. tapi kalau dilihat pertambahan penduduk di daerah otonom tetangga seperti Bekasi, Bogor dan Tangerang, maka pertambahan penduduk ini lebih besar dari angka-angka perkiraan. Jadi secara keseluruhan penduduk jabodetabek ini tumbuh dengan kecepatan yang cukup tinggi,” kata Fauzi.
Fauzi mengaku khawatir jika pertambahan penduduk ini tidak diikuti dengan langkah-langkah penyebaran infrastruktur, penyebaran lapangan kerja, penyebaran investasi, nanti jumlah penduduk yang besar ini lagi-lagi akan menjadi beban di ibukota Jakarta.
RENNY FITRIA SARI