Laskar Merah Putih Demo Kedutaan Malaysia

TEMPO Interaktif, Jakarta:Forum Bersama Laskar Merah Putih melakukan unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Malaysia di Jl. H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Senin (26/8), sekitar pukul 14.00 WIB. Unjuk rasa yang diikuti 50 orang ini menuntut agar pemerintah Malaysia mencabut hukuman cambuk bagi para pekerja Indonesia di negeri jiran itu. Aksi ini berujung pada usaha mendobrak pagar lapis pertama pintu gerbang Kedutaan karena tak ada satu pun pejabat kedutaan yang menemui para pengunjuk rasa. Sebelumnya, mereka juga membakar bendera Malaysia. “Kami datang secara baik-baik. Mereka tidak mau terima kami. Mereka minta kami tidak masuk, kami penuhi karena memang itu wilayah mereka. Kita minta mereka keluar, mereka tidak keluar,” kata Ketua Presidium Forum Lasakar Merah Putih Eddy Hartawan di sela-sela aksi. Eddy mengakui, pihaknya memang sengaja membawa bendera Malaysia. Tapi, hal itu dilakukan dengan maksud damai. Namun, setelah pihak kedutaan tidak mau menerima mereka, akhirnya diputuskan untuk membakar lambang negara jiran tersebut. “Kami telah hitung sampai 20. Tapi sampai hitungan itu selesai, mereka tidak juga mau keluar,” tuturnya. Menurut Eddy, dia lebih memilih hubungan Indonesia–Malaysia hancur dari pada harga diri bangsa diinjak-injak. Untuk itu dia mengancam akan mendatangkan massa yang lebih besar apabila pemerintah Malaysia tidak bersedia menanggapi tuntutan mereka. Aksi ini dipicu adanya hukuman cambuk terhadap tenaga kerja Indonesia ilegal yang ditangkap pemerintah Malaysia. Dalam surat terbukanya, Laskar meminta pemerintah Malaysia menghentikan pelaksanaan hukuman cambuk itu. Tindakan tersebut dinilai tidk berperikemanusiaan. Apabila hukuman cambuk itu tetap dilakukan, Laskar menuntut Pemerintah Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan Malaysia. “Jika pemerintah Malaysia tidak menghentikan sikap arogannya terhadap TKI, kami bersama seluruh komponen bangsa siap membuka kembali front ‘Ganyang Malysia’ seperti yang pernah terjadi di era Sukarno,” tandas Eddy. (Suseno dan Priandono -Tempo News Room)