TEMPO Interaktif, Bogor--Puluhan sopir angkutan kota trayek 15 jurusan Merdeka-Bubulakpagi ini melakukan aksi mogok. Aksi ini mereka lakukan untuk memprotes pembatasan dan pembagian jam operasional.
Selain mogok, para sopir juga merobek stiker bertuliskan Shifting yang terpasang di kendaraan mereka. Akibat aksi ini, ratusan calon penumpang di terminal Bubulak, Kelurahan Bubulak Kecamatan Bogor Barat, terlantar.
Ketua Paguyuban Angkot Mahfudin Ismail mengatakan kebijakan yang diterapkan sejak 8 November lalu itu menyebabkan penerimaan berkurang. Padahal setoran pada pemilik angkot tetap. Akibatnya para sopir sering nombok. "Bagaimana tidak kurang, waktu nariknya dibatesin," kata Mahfudin.
Di satu sisi, lanjut Mahfudin, pemilik angkutan umum harus merogoh kantungnya untuk membeli trayek jurusan Bubulak-Merdeka berkisar Rp 95 juta rupiah kepada Dinas Perhubungan Kota Bogor. ''Biaya yang dikeluarkan pemilik armada tidak seimbang dengan pendapatannya,'' kata Mahfudin.
Hal senada di lontarkan Paci, sopir angkot trayek 15. Mereka berharap kebijakan ini dibatalkan. ''Sebaiknya tidak usah di-shifting, kembali seperti semula,'' kata Paci dengan nada kesal.
Melihat banyak penumpang angkutan kota yang terlantar, petugas Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Bogor berusaha berembuk dengan para sopir supaya mau mengangkut penumpang kembali. ''Masih musyawarah dengan para sopir,'' ujar salah seorang petugas Dishubkominfo Kota Bogor.
Para penumpang terlantar sejak pukul 06.00, sebagian besar penumpang teridir dai pelajar, pekerja dan masyarakat umum lainnya. Seorang pelajar Desi, mengaku kerap dirinya sering kesulitan mendapatkan angkot karena jumlah penumpang tidak seimbang dengan jumlah armada. ''Sejak diberlakukannya shifting angkot jadi suka terlambat, mau dapet angkutan juga susah,'' ujar Desi.
Hal yang sama dikeluhkan Jaya, seorang pedagang, menurutnya sejak diberlakukan shifting angkot , ia kerap kesulitan membawa barang dagangannya. "Berebut terus susah jadinya," ujar Jaya.
Namun Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Suharto, membantah mogoknya angkot trayek 15 merupakan penolakan terhadap sistem shifting angkot. Menurutnya kejadian itu hanya penyesuaian terhadap sistem yang baru diterapkan. "Sambil berjalan kita evaluasi lah, kan baru seminggu di lakukan," ujar Suharto.
Suharto menjelaskan pihaknya akan terus melakukan pendekatan terhadap pemilik dan para sopir angkot. "Supaya mereka faham," kata Suharto.
DIKI SUDRAJAT