TEMPO Interaktif, Jakarta - Lajur sepeda pertama di Jakarta yang terentang dari Taman Ayodhya hingga Blok M boleh dibilang mubazir. Banyak bagian pada lajur itu habis terpakai oleh bajaj yang mangkal dan mobil pribadi yang parkir.
Johan, salah seorang sopir bajaj di Melawai, Blok M, mengaku sadar mangkal di atas lajur yang dihususkan untuk sepeda melintas. Dia menolak menyingkir karena lokasi yang dipatok jadi lajur sepeda tersebut sebelumnya sudah merupakan tempat mangkal mereka.
"Ya, dimana lagi? Lagian pemerintahnya tidak membuat alternatif buat mangkal kami," ujarnya kepada Tempo, Selasa, 23 Agustus 2011.
Hal itu memaksa mereka kerap berakrobat. Johan dan teman-temannya harus kucing-kucingan dengan petugas dari kepolisian dan Dinas Perhubungan. "Ya, kalau ada petugas, kami pindah. Mereka pergi, kami masuk lagi," ungkapnya.
Apa yang akan dilakukan jika tertangkap? “(Petugas) Kami kasih rokok," kata sopir bajaj yang lain dengan enteng.
Lajur sepeda pertama di Jakarta itu diresmikan Mei lalu dan didesain untuk memfasilitasi pengguna sepeda di DKI Jakarta. Penyediaan fasilitas lajur sepanjang 1,4 kilometer ini telah tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No 680 tahun 2011 tentang Penetapan Lajur Sepeda dari Jalan Mahakam (Taman Ayodhya) sampai Jalan Prapanca.
Tapi, berdasarkan pantauan Tempo, di lajur sepeda dekat pintu masuk Blok M-Hotel Melawai, lajur ini banyak digunakan sebagai lokasi mangkal bajaj dan parkir kendaraan pribadi. Bahkan, tak jarang kendaraan umum metro mini terkadang masuk jalur yang diperuntukkan bagi transportasi sepeda ini.
JAYADI SUPRIADIN