TEMPO Interaktif, Jakarta - Hujan lebat yang disertai angin kencang dan juga petir masih berpeluang terjadi di Jakarta dan sekitarnya hingga sepekan mendatang. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan warga agar meningkatkan kewaspadaan.
"Angin kencang berkecepatan di atas 35 knot, yang mampu menumbangkan pohon besar dan papan reklame, akan melanda Jakarta," kata Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara BMKG Edvin Aldrian saat dihubungi kemarin.
Berdasarkan volume hujan saat ini yang sudah mencapai 5 milimeter per hari, Edvin mengatakan sebenarnya sudah cukup untuk menandai musim hujan telah tiba. Namun dia menambahkan tahap pancaroba (peralihan musim) belum sepenuhnya usai. "Ini yang menyebabkan angin kencang," ujarnya.
Edvin juga mengatakan suhu udara sepekan ke depan tetap tinggi, yakni mencapai 34 derajat Celsius pada siang hari. Cuaca sepanas itu berperan sebagai bahan baku untuk memproduksi hujan lebat yang turun tiba-tiba ataupun sporadis.
Bukan cuma hujan dan angin yang ekstrem, Edvin juga mengingatkan soal potensi petir yang intensitasnya cukup tinggi untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya. Petir, kata dia, akan mengincar kandungan air dan logam yang ada di tanah. "Misalnya, pohon pisang dan pohon pepaya. Tapi dimungkinkan juga jenis pohon besar seperti angsana."
Sudah cukup banyak korban cuaca buruk itu sepekan belakangan. Jumat lalu, misalnya, hujan deras yang disertai angin kencang dan juga petir menyebabkan langit-langit lobi Terminal 3 Bandar Udara Soekarno-Hatta ambrol.
Beruntung tidak ada korban jiwa ataupun perubahan jadwal penerbangan saat itu. "Empasannya ke lantai keras sekali," kata Rahmad, petugas kebersihan, sambil menunjuk sisa langit-langit, yang di antaranya berupa untaian kabel lampu.
Sebelumnya, Selasa lalu, tiga orang menjadi korban cuaca buruk di Ciomas, Bogor. Seorang di antaranya tewas. Sisanya mengalami luka bakar di punggung dan segera dilarikan ke rumah sakit.
Saat itu ketiganya sedang bertransaksi jual-beli domba untuk dijadikan dagangan hewan kurban. Transaksi dekat kandang tersebut dilakukan di bawah hujan deras. Sambaran petir juga menghanguskan lima ekor domba.
Khusus Bogor dan Depok mendapat catatan khusus dari Edvin sebagai dua lokasi paling rawan amuk angin puting beliung pada musim pancaroba ini. Angin ekstrem ini, menurut Edvin, berasal dari proses pembentukan awan hujan.
Awan hujan yang menjulang disebabkan oleh massa udara yang mengangkat uap air dari Laut Selatan. "Kalau kita lihat, potensi angin ini masih ada hingga pertengahan November mendatang," ujar dia.
l HERU TRIYONO | PINGIT ARIA | WURAGIL