TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Barat, Heryanto, mengatakan pengerjaan refungsi saluran air sudah berjalan 80 persen. Pihaknya menargetkan akhir Maret ini upaya pengembalian fungsi saluran air akan rampung.
“Perbaikan tersebut baru pada saluran penghubung,” ujar Heryanto usai melakukan normalisasi saluran air di Jalan Bandengan Utara III, Kelurahan Pekojan, Tambora, Jakarta Barat, Senin 5 Maret 2012.
Menurut Heryanto, berubahnya fungsi saluran air dikarenakan pembangunan inrit atau jembatan penghubung antara jalan dengan rumah warga. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya genangan air di daerah tertentu. “Seharusnya tidak ada bangunan permanen di atas saluran air,” katanya.
Siang tadi, Sudin PU Tata Air melakukan normalisasi saluran penghubung di RW 11 dan 12 Jalan Bandengan Utara III, Kelurahan Pekojan, Tambora, Jakarta Barat. Inrit sepanjang 800 meter dihancurkan dengan menggunakan bor.
Wakil Ketua RW 11 Suadi mengaku senang dengan normalisasi tersebut. Ia mengatakan aliran air di kawasannya terganggu lantaran banyak inrit warga yang dibuat secara permanen. “Kalau hujan suka banjir karena tersumbat salurannya,” ujarnya.
Sebelumnya, Senin pekan lalu Sudin PU Tata Air juga melakukan normalisasi saluran air di Jalan Pendongkelan, Cengkareng. Saluran sepanjang 1,5 kilometer yang umumnya berada tak jauh dari pemukiman warga dan warung dibongkar paksa dengan menggunakan mesin bor.
Pada kesempatan yang sama, Camat Tambora Isnawa Adji mengatakan tersumbatnya saluran air tidak hanya disebabkan oleh pembangunan inrit. “Persoalan sampah juga ikut memicu terjadinya banjir,” kata Isnawa.
ADITYA BUDIMAN