TEMPO.CO, Jakarta - Indra Azwan, 53 tahun, pria asal Malang yang berjalan kaki dari kota asalnya menuju Jakarta untuk menuntut keadilan, mengatakan, apa pun kondisinya, ia tidak akan menyerah. "Saya harus selalu semangat 45," ujarnya pada Kamis pagi, 15 Maret 2012.
Pria berusia 53 tahun itu ketika dihubungi sedang berada di pom bensin Ciasem, Cikampek, Jawa Barat. "Alhamdulillah, kondisi saya sehat dan tidak ada keluhan," katanya.
Ia mengatakan telah berjalan 11 kilometer dari Kabupaten Subang sejak sekitar pukul 07.00. Padahal biasanya pria tersebut memulai perjalanan pukul 05.00. "Saya mulai berjalan agak siang, karena tadi diwawancarai oleh Metro TV dan RCTI," ujar Indra.
Namun ia tidak yakin dapat menyaksikan wawancaranya di TV yang ditayangkan siang ini. "Lihat nanti, belum tentu nanti siang saya sedang di dekat warung atau rumah penduduk, " katanya.
Indra berjalan kaki dari Malang ke Jakarta pada 18 Februari 2012 untuk menagih janji dalam rangka mengusut kematian Rifki Andika, putranya yang ditabrak oleh seorang polisi bernama Joko Sumantri, 19 tahun silam. Ia sekaligus mengembalikan uang Rp 25 juta pemberian Presiden SBY.
Ini upaya ketiga Indra melakukan aksi jalan kaki ke Jakarta. Aksi pertama pada 9 Juli 2010 dan tiba di Istana Negara 22 hari kemudian. Aksi kedua pada 27 September 2011 melalui jalur selatan, tapi tak sampai ke Istana karena ia sakit.
Setiba di Jakarta, Indra akan langsung menuju Lembaga Bantuan Hukum yang berada di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Ia memperkirakan pada Minggu, 18 Maret 2012, sudah tiba di Jakarta. Apabila dalam waktu 2 hingga 3 hari tidak ada tanggapan dari Presiden, maka uang Rp 25 juta tersebut akan diserahkan langsung ke Istana Negara.
SATWIKA MOVEMENTI