TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 10 ribu buruh Kawasan Berikat Nusantara (KBN), Jalan Cakung Cilincing, Jakarta Utara, akan berunjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Mereka tergabung dalam dua organisasi buruh, yakni Federasi Serikat Buruh Indonesia (FSBI) dan Serikat Buruh Sejahtera Indonesia 1992 (SBSI '92). "Pagi ini kami berkumpul di KBN dan berorasi sebentar, lalu melanjutkan aksi ke gedung DPR/MPR di Senayan," kata Ketua Umum FSBI, Bayu Murnianto, ketika dihubungi Jumat, 30 Maret 2012.
Pemilihan gedung DPR/MPR sebagai sasaran aksi, menurut Bayu, adalah karena di sanalah rapat paripurna yang menentukan jadi atau tidaknya kenaikan harga BBM per 1 April dilangsungkan.
Menurut Bayu, penolakan ini dilakukan karena baru tiga bulan ini buruh merasakan kenaikan upah minimum sektoral provinsi sebesar Rp 1,6 juta. “Kalau BBM naik, maka kenaikan upah yang sudah kami perjuangkan itu tidak ada artinya lagi,” ujarnya.
Kenaikan harga bahan bakar secara langsung akan membebani para buruh KBN. Sebab, sebagian besar buruh pergi dan pulang bekerja dengan sepeda motor. Sementara yang yang biasa menumpang angkutan umum juga akan terbebani soalnya kenaikan harga BBM hampir dapat dipastikan turut berdampak pada tarif angkutan. Belum lagi, harga berbagai jenis pangan yang biasanya juga turut terkerek naik.
Aksi ini diperkirakan akan membuat kegiatan industri di Kawasan Berikat nyaris lumpuh. Menurut Wakil Ketua Dewan Pimpinan Cabang SBSI ’92 Jakarta Thomas Aquino, banyak perusahaan yang beroperasi di zona khusus ini memilih untuk meliburkan buruhnya. “Kami sudah berjanji demo akan berlangsung tertib, tidak ada sweeping-sweeping lagi, tapi ini sudah kebijakan mereka,” ujarnya.
Sayangnya, Direktur Operasi KBN Cilincing Riyodian B Praktiko belum dapat dikonfirmasi soal ini. Yang pasti, pertengahan Januari lalu, unjuk rasa dan mogok kerja yang dilakukan buruh untuk menuntut penetapan upah minimum sektoral provinsi di kawasan ini menimbulkan kerugian hingga USD 2 juta atau Rp 18 miliar. Aksi itu menyebabkan 98 perusahaan di zona khusus ini praktis tak beroperasi.
PINGIT ARIA