TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan buruh dari berbagai aliansi di Tangerang menyatakan penolakan terhadap upah murah sebagai isu dalam peringatan Hari Buruh pada 1 Mei mendatang. Soal upah murah menjadi salah satu tuntutan penting untuk meningkatkan kesejahteraan kaum pekerja. "Kami menolak praktek upah murah," ujar Ketua Federasi Serikat Buruh Karya Utama Tangerang, Koswara, Rabu, 25 April 2012.
Menurut Koswara, tuntutan itu akan disampaikan ketika aksi damai turun ke jalan bersama komponen organisasi buruh di sekitar Tangerang dan Jakarta. Isu upah murah juga menjadi bagian isu pemberangusan serikat pekerja dan menolak kerja kontrak outsourching. Kaum buruh juga mendesak pemerintah melindungi aset nasional dan menjadikan hari buruh sebagai hari libur nasional.
"Pemerintah harus melegalkan May Day sebagai hari libur nasional karena hari itu adalah hari kemenangan bagi kaum buruh. Sebagai tanda bahwa Indonesia mulai bergerak dari agraris menuju industrialisasi," kata Koswara. Tanggal 1 Mei yang jatuh pada Selasa merupakan hari kerja biasa.
Koswara berjanji sepanjang aksi May Day nanti buruh akan tertib. "Aksi damai sudah menjadi komitmen buruh. Karena itu, kami koordinasi dengan kepolisian," katanya. Jumlah buruh Tangerang yang akan turun turun ke jalan mencapai 5.000 orang.
Menurut Ketua Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia Kabupaten/Kota Tangerang, Riden Hatam Azis, jumlah tersebut berasal dari 80 unit kerja yang ada di Kota dan Kabupaten Tangerang. Adapun titik kumpul buruh kami tetapkan di sekitar kawasan jalan Tol Bitung
JONIANSYAH