TEMPO.CO, Jakarta - Pada musim kemarau ini, PT Aetra Air Jakarta mengalami pengurangan air baku secara fluktuatif hingga 10 persen dari sumbernya. "Kami terimanya kadang berkurang lima persen, kadang tiga persen, tapi pernah hingga 10 persen," kata Corporate Communication Manager PT Aetra Air Jakarta, Rika Anjulika, di kantornya, Kelapa Gading, Rabu, 5 September 2012.
Dari 9.000 liter air yang biasa mereka terima setiap hari, kadang berkurang menjadi 8.500 liter, terkadang pun berkurang hingga menjadi 8.100 liter. "Paling tinggi itu pengurangannya 900 liter, yaitu saat 4 September 2012," kata Rika.
Berkurangnya kuantitas air yang diterima Aetra dari sumbernya di Perum Jasa Tirta 2, daerah Jatiluhur, berpengaruh pada suplai yang diterima pelanggan. Suplai air kepada sekitar 389 ribu pelanggan pun menjadi berkurang.
Namun, jumlah pengurangan suplai kepada pelanggan tidak sampai 10 persen. Biasanya Aetra menambah suplai kepada pelanggan dari air di tangki-tangki cadangan mereka. "Jadi, yang pelanggan terima tidak banyak berkurang," kata dia.
Rika mengatakan, pihaknya biasanya menampung air untuk persediaan cadangan pelanggannya. Ketika pemakaian pelanggan sedikit di malam hari, biasanya aliran air baku dari Jatiluhur akan ditampung. Air itu digunakan sebagai air cadangan yang dapat digunakan pada siang hari, atau saat hari aktif kerja. Sehingga apabila terjadi kekurangan, ada air cadangan yang membantu suplai kepada pelanggan.
Dengan tindakan seperti itu, perusahaan ini berusaha menjaga agar suplai kepada konsumen teratasi walau dengan kuantitas yang berkurang sedikit.
Menurut wanita berjilbab itu, pendistribusian tetap dilakukan sehingga belum ada daerah yang sampai kehabisan total. "Berkurang sih iya, tapi tidak ada daerah yang sampai sama sekali tidak ada air," kata dia.
Rika optimistis pihaknya bisa menjaga agar tidak terjadi kelangkaan air hingga musim hujan yang diperkirakan akan dimulai pada pertengahan Oktober itu.
MITRA TARIGAN
Berita Populer:
Dua Juta Avatar Mendiang Munir di Twitter
Suzuki SX4 2013 Dibanderol Mulai Rp 181 juta
Di Beijing, Hillary "Diingatkan" Para Pejabat Cina
Kata Roy Suryo Soal Baku Tembak di Solo
Polisi Usir Pendukung John Kei di PN Jakarta Pusat
Miranda Goeltom Yakin Bebas