TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Ery Basworo, menyatakan akan membuat tempat pengumpulan air berukuran 5 x 10 meter di Gedung Jaya, Jakarta Pusat. “Tapi harus minta izin lahan dulu ke pemilik gedung, tapi saya rasa mau,” kata Ery saat dihubungi Tempo, Minggu 10 Februari 2013.
Pembuatan tempat pengumpulan air ini karena saluran air yang ada sudah tidak cukup untuk menampung debit air hujan. “Kalau dulu kan curah hujannya 50-70 milimeter, sekarang kan 100-120 milimeter,” kata Ery.
Ery menjelaskan, pihaknya bisa saja menambah pompa dengan kemampuan yang lebih besar. Konsekuensinya, storage air yang akan disedot juga harus besar. “Kalau pakai pompa besar dengan storage yang ada sekarang tidak akan efektif,” ujarnya. “Kalau waduk, efektif pakai pompa besar. Kalau yang ada di Sarinah-Thamrin ini kan saluran air, dimensinya berbeda." (Baca: Sarinah-Thamrin Terendam Karena Penurunan Tanah)
Ery mengatakan pihaknya akan mengusahakan untuk menambah jumlah pompa di rumah pompa yang ada di tiga gedung di kawasan Sarinah-Thamrin. Ketiga gedung itu adalah Gedung Jaya dengan kemampuan dua meter kubik per detik, Gedung Surya dengan kemampuan satu meter kubik per detik, dan Gedung Mapalus dengan kemampuan satu meter per kubik.
Saat ini saluran air yang ada, dengan intensitas hujan 100-120 milimeter, sudah akan dipenuhi air dalam waktu 10 menit jika hujan turun tanpa henti. “Bayangkan, kemarin itu hujan 2 jam, setelah 10 menit, ya bertarungnya sama pompa yang kemampuannya terbatas itu,” kata dia.
Kondisi ini, menurut Ery, juga disebabkan oleh kurangnya penyerapan air di Jalan Sarinah-Thamrin. “Kalau dulu masih ada rumput dan tanah, sekarang kan sudah sangat berkurang,” ujarnya.
TRI ARTINING PUTRI
Berita Lainnya:
Cegah Banjir Jakarta,Rekayasa Cuaca Sudah Maksimal
Alih Fungsi Lahan Sebabkan Banjir Kuningan
Jokowi: Banjir Jakarta Dipicu Drainase Bermasalah
Hujan 2 Jam, Jakarta Terendam. Mengapa?